Berita Banyumas
Orang Tua di Banyumas Kelabakan Berburu Seragam, Penjahit Kewalahan Hadapi Pesanan
Di saat toko seragam siap pakai belum bisa menjangkau semua kalangan baik dari segi ukuran maupun harga, jasa penjahit tetap menjadi andalan.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Dari balik dinding kayu rumah sederhana di kawasan Kelurahan Bancarkembar, Kecamatan Purwokerto Utara denting halus mesin jahit terdengar berulang-ulang di siang yang panas di awal Juli.
Di sudut ruangan, Tono (66) membungkuk di atas selembar kain putih, membentuk kerah baju seragam dengan gerakan presisi.
Sejak pertengahan Juni, ia hampir tak punya waktu rehat.
"Kalau dulu sehari bisa santai, sekarang bangun subuh, tidur tengah malam.
Semua orang minta jahitan seragam anaknya cepat jadi," ujarnya sambil memeriksa apakah ada jahitan yang salah.
Tono bukan satu-satunya yang sibuk.
Menjelang tahun ajaran baru, jasa penjahit seragam sekolah di Purwokerto mendadak menjadi primadona.
Orang tua murid berbondong-bondong mengantre, tak ingin anaknya tertinggal soal pakaian pada hari pertama sekolah.
Fenomena musiman ini nyaris menjadi tradisi tahunan namun tetap saja, banyak penjahit yang kelabakan.
Baca juga: Pekalongan Terancam Tenggelam, Proyek Tanggul Penahan Rob Diusulkan Masuk PSN
Sebut saja Rahardian (39), warga Jalan Bank, Purwokerto adalah salah satu dari banyak orangtua yang ikut merasakan kepanikan menjelang tahun ajaran baru.
Baca juga: Pekalongan Terancam Tenggelam, Proyek Tanggul Penahan Rob Diusulkan Masuk PSN
Anak laki-lakinya yang tahun ini masuk SMP, membutuhkan empat set seragam baru.
Tapi tiga penjahit langganannya yang biasa ia andalkan, kompak mengatakan hal serupa 'Sudah penuh'.
"Biasanya bisa dijahitkan di langganan, tapi sekarang semua bilang penuh.
Padahal sudah langganan.
Ini bingung cari penjahit lagi, padahal waktunya masih dua minggu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.