Berita Banyumas
Orang Tua di Banyumas Kelabakan Berburu Seragam, Penjahit Kewalahan Hadapi Pesanan
Di saat toko seragam siap pakai belum bisa menjangkau semua kalangan baik dari segi ukuran maupun harga, jasa penjahit tetap menjadi andalan.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: khoirul muzaki
Senin 14 Juli sudah masuk, tapi masih MPLS, pakai seragam SD," keluhnya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (9/7/2025).
Ia mengaku harus berkeliling ke beberapa tempat penjahit di wilayah Purwokerto Timur dan Sokaraja, namun semuanya dalam kondisi serupa: over capacity.
Banyak penjahit sudah berhenti menerima order sejak akhir Juni, demi mengejar target jahitan yang mepet tenggat.
Tono mengatakan, sejak jalur prestasi di beberapa sekolah mulai dibuka, para orang tua sudah datang membawa bahan.
"Dari pertengahan Juni sudah ada yang jahit.
Sekarang tiap hari ada saja yang datang.
Biasanya satu orang bawa bahan satu set, tapi ada juga yang bawa dua-tiga set lengkap," katanya.
Setiap set biasanya terdiri dari seragam harian, OSIS, pramuka, hingga pakaian identitas khas sekolah.
Semua ingin selesai tepat waktu dan kalau bisq paling lambat sebelum masa Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) berakhir.
"Saya kerja sendiri.
Sekarang ini semuanya masuknya bareng, dan maunya jadinya bareng juga.
Jadi ya saya kasih pengertian ke pelanggan umum, kalau sedang ramai jahitan seragam anak sekolah, jadi tidak bisa cepat," ungkapnya.
Meskipun masih membuka pesanan umum seperti baju batik atau celana kain, saat ini Tono memilih memprioritaskan jahitan seragam sekolah.
"Volume-nya banyak, dan waktunya mepet semua.
Jadi yang umum harus menunggu," ucapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.