Diberitakan 'Toxic', Kepala Puskesmas Buluspesantren I Layangkan Hak Jawab: "Berita Itu Tidak Benar"

TRIBUNBANYUMAS.COM, KEBUMEN - Kepala Puskesmas Buluspesantren I, Kabupaten Kebumen, Dewi Sulistyawati, secara resmi melayangkan surat keberatan dan hak jawab yang dinilai telah mencemarkan nama baik dirinya dan institusi yang ia pimpin.

Melalui surat yang diterima Redaksi Tribun Banyumas pada Selasa (8/7/2025), Dewi Sulistyawati menyatakan keberatan atas berita di TribunBanyumas.com berjudul "Kepala Puskesmas Buluspesantren I Kebumen Dinilai Toxic, Pegawai Hilang Kesabaran Pilih Jalur Aduan" (tayang 24 Juni 2025), dan berita di TribunJatim.com berjudul "Pantas Karyawan Tak Tahan Dipimpin Kepala Puskesmas, Tak Lindungi Anak Buah hingga Sakit Perasaan" (tayang 24 Juni 2025).

Dalam suratnya, Dewi Sulistyawati memaparkan tiga poin utama keberatannya:

1. Tidak Adanya Konfirmasi

Pihaknya sangat menyayangkan kedua berita tersebut diterbitkan tanpa adanya proses konfirmasi terlebih dahulu, baik kepada dirinya selaku kepala puskesmas maupun kepada para pegawai.

Hal ini dinilainya bertentangan dengan prinsip jurnalistik yang berimbang sebagaimana diatur dalam Kode Etik Jurnalistik dan UU Pers No. 40 Tahun 1999.

2. Isi Berita Tidak Sesuai Fakta

Dewi Sulistyawati menegaskan bahwa isi pemberitaan yang menggambarkan adanya konflik antara pimpinan dan para pegawai adalah tidak benar.

"Setelah kami telusuri, tidak ada satu pun pegawai yang merasa ada permasalahan dengan pimpinan atau kepala puskesmas seperti yang tertulis dalam berita tersebut. Oleh karena itu, saya menegaskan bahwa pemberitaan di kedua media tersebut tidak benar dan mengada-ada," tulisnya.

3. Dugaan Pencemaran Nama Baik

Penyebutan jabatan "Kepala Puskesmas Buluspesantren I" secara eksplisit dalam judul dan isi berita yang bernada negatif dan tanpa klarifikasi, dinilai telah merugikan dan mencoreng nama baik institusi Puskesmas Buluspesantren I secara kelembagaan.

Atas dasar ketiga poin tersebut, Dewi Sulistyawati menggunakan hak jawab dan hak koreksinya untuk meminta agar klarifikasi ini dapat dipublikasikan sebagai bentuk pemulihan nama baik bagi dirinya dan institusi yang ia pimpin.