LIPSUS Koperasi Banyumas
Tantangan Koperasi Merah Putih Menurut Akademisi Unsoed Purwokerto: Memastikan Keberlangsungan
Akademisi Unsoed Purwokerto Dicky Satria Ramadhan mengungkap tantangan Koperasi Merah Putih, di antaranya keberlangsungan.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Pengamat Koperasi sekaligus akademisi Universitas Jenderal Sudirman (Unsoed) Purwokerto Dicky Satria Ramadhan mengatakan, koperasi menjadi wadah tepat menggerakkan ekonomi kerakyatan.
Dicky melihat tantangan pembentukan Koperasi Merah Putih, di antaranya soal keberlangsungan.
Di Banyumas, dia melihat, koperasi yang ada cukup berkembang. Tak hanya dari segi pengelolaan tetapi juga jenis usaha.
"Kalau saya lihat perkembangan koperasi di Banyumas cukup baik, berdasakan hasil observasi saya kemarin, ada 20 koperasi aktif di wilayah Purwokerto."
"Contohnya, ada Balai Paras (tukang cukur) di Kebondalem," ungkap Dicky, Selasa (20/5/2025).
Dia pun menyambut baik rencana pemerintah membentuk Koperasi Merah Putih.
Baca juga: 261 Koperasi di Banyumas Mati, Koperasi Merah Putih Jadi Harapan Bangkitnya Ekonomi Kerakyatan
Menurutnya, Koperasi Merah Putih bisa menjadi bentuk modernisasi dari Koperasi Unit Desa (KUD) yang dulu tak berkelanjutan.
Namun begitu, Dicky mengingatkan tantangan membentuk koperasi dan memastikan keberlanjutannya.
"Koperasi saat ini harus fleksibel, berbasis potensi lokal, dan dikelola pemuda yang paham digitalisasi," katanya.
Dicky mengatakan, koperasi adalah usaha gotong-royong. Dibentuk atas dasar kehendak dan kesepakatan kelompok tertentu yang ingin menjadi lebih baik.
Itu sebabnya, perlu perencanaan tepat untuk membentuknya, terutama dalam rencana pembentukan Koperasi Merah Putih.
Jangan sampai, katanya, Koperasi Merah Putih hanya seumur jagung.
Dari segi sumber daya manusia (SDM), pengurus harus benar-benar disiapkan.
Sering kali, dia melihat, koperasi hanya digerakkan satu atau dua orang.
"Koperasi, rata-rata yang menggerakan satu dua orang saja. Seharusnya, semua anggota paham tentang kerja dan prinsip koperasi," katanya.
Menurut Dicky, penting menyiapkan SDM pengurus. Jika perlu, mereka diberi pelatihan sebelum mengelola Koperasi Merah Putih yang akan dibentuk.
Baca juga: Telah Terbentuk 157 Koperasi Merah Putih di Banyumas, Setiap Desa dan Kelurahan Ada Satu
Kemudian, dari sisi manajemen, koperasi harus dikelola secara akuntabel.
Mengingat Koperasi Merah Putih bukan proyek jangka pendek, Dicky menilai, Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih) maupun Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) tidak mengandalkan APB dan dana desa sebagai sumber pendanaan.
Apalagi, tujuah pembentukan koperasi adalah kemandirian.
Menurut Dicky, harus ada audit secara berkala terhadap pengelolaan Kopdes Merah Putih maupun KKMP.
Pengurus Koperasi Merah Putih juga harus dilatih membuat laporan keuangan yang akuntabel.
Soal bidang usaha, menurut Dicky, sebenarnya perlu uji coba untuk mengetahui.
Apalagi, potensi di setiap wilayah berbeda.
Di Banyumas, menurutnya, lebih banyak koperasi konsumsi dan pertanian karena bermanfaatkan dalam memasarkan produk warga.
Sementara, potensi di Purbalingga lebih kepada pengolahan.
Baca juga: Sukses Koperasi di Banyumas Kopipo: Rutin Ekspor Gula Kristal ke Eropa, Tanggung Iuran BPJS Anggota
Dicky juga menyoroti soal keberlanjutan usaha koperasi.
Itu sebabnya, menurut dia, Koperasi Merah Putih harus bisa mengahadapi tantangan zaman, baik dari segi usaha maupun pengelolaan.
Dia juga berharap, Kopdes Merah Putih bisa menggandeng anak muda, semisal Karangtaruna.
Menurutnya, anak muda unggul dalam SDM dan melek digital.
Digitalisasi, kata Dicky, penting di era modern seperti sekarang ini, baik dari segi pengelolaan maupun pemasarna usaha.
"Poinnya adalah, memberdayakan SDM, mengupayakan keberlanjutan dari koperasi tersebut melalui produk unggulan, dan perkembangan teknologi tidak pernah terhenti sehingga program harus fleksibel, jangan hanya mematok satu," kata dia. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/20052025-kampus-unsoed-purwokerto.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.