Berita Jateng

Kronologi Makam Diduga Fiktif di Todanan Blora Nyaris Dibongkar, Sumber Sejarah tak Jelas

Lokasi makam tersebut berada di atas bukit. Dari pemukiman warga, menuju ke makam, akses jalannya tampak sudah dibeton.

Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: khoirul muzaki
tribunnews.com
Ilustrasi makam 


"Keturunan Ba'alawi meninggal pasti di pesisir pantai, tidak ada orang Timur Tengah meninggal di pengunungan nggak ada. Kecuali para Walisongo, itu jelas. Tetapi kalau keturunan Yaman tidak mungkin lah meninggal di pegunungan," jelasnya.


Sementara itu, salah seorang Pengurus Makam, Abdul Mukid, merasa kaget dengan adanya kabar rencana pembongkaran makam.


"Jadi kami ini kan warga lingkungan makam, kemarin tiba-tiba lihat berita viral di tiktok bahwa hari Minggu ini, akan ada pembongkaran makam, yang di surat itu atas permohonan warga, nah itu warga yang mana, saya nggak tahu."


"Padahal warga di sini kan kompak sepakat, untuk tidak membongkar makam, ini yang belum kita tahu warga siapa yang laporan ke PWI LS," jelasnya.


Lebih lanjut, Abdul Mukid, menjelaskan makam yang ada di atas bukit di Dukuh Manggir, merupakan makam dari Mbah Abdullah Zarqoni atau Ki Ageng Manggir.


"Ini sesuai petunjuk dari kiai-kiai kami, yang menelusuri ya. Jadi ini adalah makam Mbah Abdullah Zarqoni atau Ki Ageng Manggir."


"Jadi prosesnya panjang, Mbah Abdullah Zarqoni itu kalau menurut kiai yang menemukan itu, beliau adalah Priyayi dari Mataram, yang 300 tahun yang lalu beliau uzlah atau nyepi di sini," terangnya.


Abdul Mukid menerangkan, berdasarkan informasi yang diterimanya, Ki Ageng Manggir meninggal sejak 300 tahun yang lalu.


"Kalau informasi yang saya terima ya (meninggalnya) 300 tahun yang lalu. Tapi makamnya ini ditemukan sekitar tahun 2001," jelasnya.


Menurut Abdul Mukid, sebelumnya makam Ki Ageng Manggir tidak sebagus ini, sudah dilakukan perbaikan.


Bahkan, pembangunan jalan menuju makam juga merupakan inisiatif dari warga sendiri.


"Dulu makamnya itu baru dirumbug gitu. Karena membangun tangga ini, materialnya kan sisa, akhirnya agak dipermanenkan," jelasnya.


Pembangunan makam dan jalan menuju makam, dilakukan sejak 2023. Adapun untuk dananya, merupakan swadaya dari masyarakat.


"Pembangunan makam ini swadaya dari warga mulai 2023, termasuk pembangunan jalan, tangga naik ke atas itu."


"Itu inisiatif warga, swadaya tidak memaksa infak untuk warga. Lah kok tiba-tiba mau dibongkar kan ini aneh," terangnya. 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved