Berita Batang

Kejutkan Pengantin di Batang, Menteri BKKBN Wihaji Beri Kado Sertifikat Siap Nikah dan Hamil

Datang tak diundang, Menteri BKKBN Wihaji beri hadiah pasangan pengantin di Pulombo Batang.

Penulis: dina indriani | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/DINA INDRIANI
SERAHKAN SERTIFIKAT - Menteri Kemendukbangga/BKKBN Wihaji menyerahkan sertifikat Siap Nikah dan Hamil kepada pasangan pengantin di Desa Plumbon, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (16/4/2025). Sertifikat Nikah dan Hamil diberikan kepasangan pasangan pengantin yang telah menjalani edukasi kesehatan, informasi gizi, hingga panduan perencanaan keluarga untuk mencegah stunting yang digelar BKKN bersama Kementerian Agama melalui Bina Masyarakat Islam. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BATANG - Kehadiran Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) BKKBN Wihaji mengejutkan pasangan pengantin Arina Mansikana dan H Muhammad Akmal Muntaafi yang menggelar resepsi pernikahan di Desa Pulombo, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (16/4/2025).

Pasalnya, pejabat negara tersebut tak diundang dalam acara pernikahan tersebut.

Wihaji bahkan naik ke pelaminan dan menyerahkan hadiah untuk keduanya.

Hadiah tersebut berupa plakat Sertifikat Siap Nikah dan Hamil (Simil).

Sebelum melangsungkan pernikahan, pasangan Arina dan Akmal memang mengikuti kursus edukasi tentang kesehatan, informasi gizi, hingga panduan perencanaan keluarga yang dilangsungkan BKKBN bersama Kementerian Agama melalui Bina Masyarakat Islam.

Baca juga: Pabrik Alat Kesehatan dengan NIlai Investasi Rp 1,7 Triliun Dibangun di Batang, Serap 3500 Pekerja

Kegiatan tersebut berlangsung lewat aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil).

Wihaji mengatakan, program Elsimil bertujuan untuk mencegah stunting.

"Kenapa ini kita kerjakan? Karena salah satu penyebab stunting, selain gizi, adalah pernikahan dini."

"Elsimil ini hadir untuk memberikan edukasi supaya pasangan yang sudah menikah bisa memahami bahwa menjadi pasangan usia subur itu artinya, siap untuk hamil dengan kondisi yang sehat. Kalau perempuan disarankan di usia 21 tahun, laki-laki di usia 25 tahun."

"Menurut teori kedokteran, di usia itu lebih matang dan potensi stunting pun lebih kecil," jelas Wihaji.

Setelah menjalani edukasi, pasangan calon pengantin mendapatkan sertifikat sebagai tanda bahwa mereka siap menjalani peran sebagai orangtua.

"Intinya, bukan cuma soal menikah tapi bagaimana memastikan yang menikah sudah siap secara komprehensif dan ini bagian dari strategi menurunkan angka stunting," imbuhnya.

Baca juga: 13 Siswa SD di Batang Muntah dan Diare Usai Santap Menu MBG, Trauma Gak Mau Makan Lagi

Wihaji menambahkan, jika sudah menjadi pasangan usia subur maka mulai membentuk konsep keluarga berencana.

"Kalau sudah menjadi pasangan usia subur maka segala sesuatunya harus direncanakan."

"Kehamilannya direncanakan, kelahirannya direncanakan, dan jika ingin anak kedua, pun harus direncanakan."

"Konsep kita adalah keluarga berencana. Insyaallah, hidup pun akan sejahtera," katanya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved