PSIS Semarang

PSIS Semarang Semakin Dekat dengan Zona Degradasi, Pelatih Akui Tekanan Lebih Besar

Pelatih PSIS Semarang Gilbert Agius memikul tanggung jawab berat membawa PSIS Semarang tetap bertahan di Liga 1

|
Fransiskus Ariel/Tribun Jateng
DISKUSI- Pelatih PSIS Semarang Gilbert Agius berdiskusi dengan asistennya Muhammad Ridwan dalam latihan sore PSIS di Lapangan Wisesa Mranggen Demak, Sabtu (8/3/2025) sore- 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG- Pelatih PSIS Semarang Gilbert Agius memikul tanggung jawab berat membawa PSIS Semarang tetap bertahan di Liga 1 musim depan.


Hal ini karena situasi PSIS Semarang di papan klasemen sementara BRI Liga 1 2024/2025 sedang tidak aman dari ancaman degradasi.


PSIS memang berada di posisi 14 klasemen sementara, namun di sisa pertandingan musim ini, tim Mahesa Jenar bisa saja terjun ke zona degradasi.


Hal ini karena selisih poin PSIS (23 poin) sangat tipis dengan tiga tim peringkat terbawah atau yang menghuni zona merah,  di antaranya Semen Padang (22 poin), PSS Sleman (22 poin), dan Madura United (21 poin).


Gilbert mengaku tekanan dalam momen saat ini sangat tinggi. 


"Tekanannya lebih. Lebih sulit situasinya. Ketika di posisi papan bawah rasanya takut untuk kalah," kata Gilbert saat ditemui di Lapangan Wisesa Mranggen, Sabtu (8/3/2025) sore. 

Gilbert mengatakan, ia juga terus memantau hasil pertandingan tim-tim pesaing di papan bawah. 


Disisi lain, Gilbert juga berharap saat menghadapi Persebaya timnya mampu meraih kemenangan, atau minimal membawa pulang satu poin.


Kemudian setelah laga melawan Persebaya, PSIS akan menantang Madura United. Ia menegaskan laga lawan Madura United timnya wajib menang.


"Persaingan sangat ketat di papan bawah, PSS kemarin menang, Persis Solo berhasil imbang," tambahnya.

Baca juga: 106 Desa di Kebumen Disebut Rawan Pangan, Pemkab Bakal Gelar Gerakan Pangan Murah


Gilbert mengatakan, ia optimis timnya masih mampu bangkit di sisa laga Liga 1 musim ini.


Melihat permainan tim pada dua laga terakhir, meski dengan komposisi pemain muda, PSIS bermain bagus. Bahkan banyak peluang yang harusnya menjadi gol.


"Saat melawan Arema FC kita main bagus dan menahan imbang mereka. Lalu melawan Persija, kami dapat peluang bagus baik di babak pertama dan babak kedua. Jadi meski kalah, kami sebetulnya tidak pantas menerima kekalahan itu," ungkapnya. 


Gilbert menambahkan, kondisi tertekan dengan ancaman degradasi tersebut baru kali ini ia alami.


Hal yang berbeda ketika berkarir di Malta sebagai pemain dan pelatih, Gilbert selalu bergabung dengan tim papan atas.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved