Berita Banjarnegara
Soal Gerakan Tanah di Banjarnegara, Ini Hasil Penelitian BMKG
Hasil penyelidikan Badan Geologi, gerakan tanah yang terjadi di wilayah itu merupakan tipe lambat berupa nendatan atau rayapan dan longsoran kecil
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Bencana tanah bergerak ini berdampak pada 16 rumah di Dusun Kaliereng, Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah.
Warga terdampak telah mengungsi. Total ada 13 kepala keluarga (KK) atau 41 jiwa kini berada di pengungsian yang telah disiapkan di Desa Ratamba.
Gerakan tanah diketahui terjadi pada 21 Januari 2025 sekitar pukul 02.00 WIB.
Selain merusk belasan rumah warga, juga memutus akses jalan menuju kawasan wisata Dieng via Pejawaran.
Terkait hal itu, dari hasil penyelidikan Badan Geologi, gerakan tanah yang terjadi di wilayah itu merupakan tipe lambat berupa nendatan atau rayapan dan longsoran kecil pada kaki lereng bawah atau tebing sungai.
"Gerakan tanah ini dicirikan adanya retakan, amblesan, dan rekahan yang memiliki pola dan arah tertentu ke arah Sungai Anget," kata Kepala Badan Geologi M. Wafid dalam keterangannya, Jumat (7/2/2025).
Baca juga: Modus Kerja Sama Tambang Galian C, Stieffenson Warga Semarang Tipu Korban Puluhan Juta di Salatiga
Dijelaskan, pada bagian gawir longsoran bagian atas, sudah terlihat pola tapal kuda dengan dimensi amblesan 2-5 meter.
Bagian lainnya terlihat pola garis retakan dan amblesan yang memanjang sejajar jalan desa dan mengikuti pola aliran sungai.
"Pola ini memperlihatkan pengaruh struktur atau bidang lemah sepanjang area sungai. Longsoran-longsoran kecil di pinggir sungai (lereng bawah) juga memperlihatkan adanya pergerakan tanah dan memicu tarikan pada tubuh atau lereng tengah longsoran," ucapnya.
Akibatnya, banyak infrastruktur, terutama jalan dan permukiman, yang rusak akibat retakan atau rekahan dan amblasan yang terjadi.
"Dimensi longsoran lebar mahkota longsoran 120 m, panjang longsoran 200 m. Arah longsoran dan potensi longsoran secara umum berarah timur hingga barat daya," tuturnya.
"Retakan juga terjadi di jalan utama dan mengarah ke lembah. Retakan menyebabkan kerusakan pada bangunan, jalan, dan lahan milik warga," ucapnya.
Sebanyak 14 unit bangunan yang terdiri dari 13 rumah dan 1 mushala mengalami rusak berat, dua unit rumah rusak sedang, dua bangunan terancam, dan terputusnya akses jalan Batur - Pajawaran sepanjang kurang lebih 100 meter yang tidak dapat dilalui kendaraan.
Wafid menjelaskan beberapa faktor penyebab gerakan tanah di wilayah itu, yakni:
- Kondisi geologi dengan batuan lempung yang ditutupi oleh tanah pelapukan yang belum padu menyebabkan material longsor menjadi mudah bergerak.
Baca juga: Manfaatkan Gas Rawa, Warga Rajek Grobogan Tak Pusing Elpiji Langka
Alami Gejala Mirip Keracunan, Ratusan Santri di Banjarnegara Dilarikan ke Puskesmas dan RS |
![]() |
---|
Pandangan Umum DPRD Banjarnegara terhadap Raperda APBD 2026, Fraksi Demokrat Soroti Aset Mangkrak |
![]() |
---|
Dedi Suromli Terpilih Jadi Ketua PKS Banjarnegara, Siap Sukseskan Program Daerah |
![]() |
---|
Persibara Banjarnegara Mati Suri, Kerinduan Pemain dan Fans Berharap Bisa Ikut Liga 4 |
![]() |
---|
Waduk Mrica Banjarnegara Terancam Tinggal Kenangan, 2 Tahun Lagi Bisa Tutup Jika tak Lakukan Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.