Berita Banjarnegara

Cerita Polisi Banjarnegara Rela Tak Punya Rumah usai Lihat Anak-anak Sekolah di Tempat Tak Layak

Anggota Polres Banjarnegara, Aipda Agung Ristianto Saputro, mewakafkan tanah pribadinya untuk membantu MI Ma'arif Nurul Fatah Petir.

ist/dok polda jateng
Anggota Polres Banjarnegara, Aipda Agung Ristianto Saputro mewakafkan tanah pribadinya untuk membantu MI Ma'arif Nurul Fatah Petir, Kecamatan Purwanegara, dalam menyediakan fasilitas belajar yang layak bagi siswa. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Anggota Polres Banjarnegara, Aipda Agung Ristianto Saputro, mewakafkan tanah pribadinya untuk membantu MI Ma'arif Nurul Fatah Petir, Kecamatan Purwanegara, dalam menyediakan fasilitas belajar yang layak bagi siswa.

Cerita bermula pada 2011, ketika Aipda Agung menikah dengan Winengkuh Dyah Rachmani, seorang bidan desa.

"Setelah menikah, istri saya ditugaskan Dinas Kesehatan menjadi bidan desa."

Baca juga: Besok, Penggemar Harley Davidson Se Jawa Bali Bakal Meriahkan VHDEI di Banjarnegara

Anggota Polres Banjarnegara, Aipda Agung Ristianto Saputro, mewakafkan tanah pribadinya untuk membantu MI Ma'arif Nurul Fatah Petir, Kecamatan Purwanegara, dalam menyediakan fasilitas belajar yang layak bagi siswa.
Anggota Polres Banjarnegara, Aipda Agung Ristianto Saputro, mewakafkan tanah pribadinya untuk membantu MI Ma'arif Nurul Fatah Petir, Kecamatan Purwanegara, dalam menyediakan fasilitas belajar yang layak bagi siswa. (ist/dok polda jateng)

"Kami tinggal di PKD (Poli Klinik Desa) Desa Petir," ucapnya, Jumat (24/1/2025).

Selama tinggal di Desa Petir, keinginan untuk memiliki tanah dan rumah pribadi di desa tersebut muncul.

"Saat itu saya menemukan tanah yang dijual, tetapi tidak punya uang."

"Akhirnya, saya meminta izin istri untuk menggadaikan emas bawaan pernikahan kami."

Baca juga: Innalillahi, Penampakan Rumah Megah Retak karena Gerakan Tanah di Banjarnegara

"Dari situ, kami dapat dana Rp20 juta," ujarnya.

Pada 23 Januari 2013, ia membeli tanah seluas 460 meter persegi di sebelah timur MI Ma'arif Nurul Fatah Petir seharga Rp16 juta.

Awalnya, tanah itu direncanakan sebagai lokasi rumah untuk keluarganya.

Namun, sebuah peristiwa menyentuh hati mengubah rencana itu.

Prihatin Kondisi Sekolah

Ketika anak pertamanya, Mahirra, mulai bersekolah di MI Ma'arif Nurul Fatah Petir, Aipda Agung sering melihat kondisi sekolah.

"Setiap kali mengantar anak, saya menyadari ada anak-anak yang terpaksa belajar di rumah kosong milik warga."

"Kondisinya memprihatinkan dan jauh dari layak untuk tempat belajar," ungkap pria kelahiran 2 Maret 1986 itu.

Melihat hal tersebut, hati Aipda Agung tergerak.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved