Berita Jateng

26 SLB, SMA, dan SMK di Jateng Kebanjiran, Terbanyak di Grobogan. Pembelajaran Digelar Secara Daring

Sebanyak 26 SLB, SMA, dan SMK di 11 daerah di Jawa Tengah terdampak banjir dan longsor, awal pekan ini.

Penulis: budi susanto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/RIFQI GOZALI
Siswa di Dukuh Karangturi, Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kudus, berangkat sekolah menggunakan perahu lantaran banjir menggenangi permukiman mereka, Jumat (24/1/2025). Disdikbud Jateng mencatat, ada 26 SLB, SMA, dan SMK negeri dan swasta di Jateng yang terdampak banjir dan longsor. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Sebanyak 26 SLB, SMA, dan SMK di 11 daerah di Jawa Tengah terdampak banjir dan longsor, awal pekan ini.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng mencatat, sekolah terdampak merupakan sekolah negeri maupun swasta.

Kepala Disdikbud Jateng Uswatun Hasanah mengatakan, prioritas utama saat ini adalah keselamatan siswa dan guru, serta penyelamatan aset-aset penting sekolah.

"Saat bencana terjadi, yang paling penting adalah memastikan siswa dan guru selamat."

"Selain itu, kami juga meminta satuan pendidikan untuk mengamankan aset-aset, seperti fasilitas sekolah, dokumen penting, dan data identitas siswa," ujar Uswatun, Jumat (24/1/2025).

Baca juga: 17.997 Rumah di 94 Desa di Grobogan Terdampak Banjir, 115 Warga Masih Mengungsi

Data yang diterima Disdikbud Jateng, sekolah paling banyak terdampak ada di Kabupaten Grobogan, yaitu 13 sekolah, termasuk SMAN 1 Purwodadi yang mengalami kerusakan cukup parah. 

Banjir menggenangi empat ruang kelas, masjid sekolah, dan lapangan pada 21 Januari 2025 lalu.

Sekolah lain yang terdampak ada di Cilacap, Purworejo, Kudus, Demak, Pekalongan, Pemalang, Brebes, Magelang, Solo, dan Tegal.

Pembelajaran Daring

Uswatun mengatakan, pembelajaran tatap muka di sekolah-sekolah terdampak itu, untuk sementara ditiadakan.

Pembelajaran dialihkan sementara ke sistem daring.

Disdikbud Jateng pun mendorong penerapan konsep sekolah ramah bencana dan tanggap bencana untuk mengantisipasi kejadian serupa di masa mendatang. 

Baca juga: Banjir Merendam Lima Desa di Kudus, 2.539 Warga Terdampak. Belum Ada Pengungsi

Mitigasi kebencanaan menjadi poin penting yang terus diingatkan kepada satuan pendidikan agar lebih siap menghadapi potensi bencana.

"Edukasi terkait kebencanaan juga menjadi bagian penting. Kami harap, sekolah-sekolah dapat lebih tanggap dan memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi bencana," jelas Uswatun.

Untuk penanganan pasca-bencana, Disdikbud Jateng telah meminta cabang dinas di masing-masing wilayah melakukan asesmen dan melaporkan secara berkala. 

Hasil asesmen tersebut akan menjadi dasar pemetaan skala prioritas untuk perbaikan fasilitas sekolah.

"Kami berharap, situasi ini segera membaik, genangan air surut, dan anak-anak bisa kembali bersekolah tanpa rasa trauma."

"Ini adalah tantangan bersama untuk memastikan pendidikan tetap berjalan meski dalam kondisi sulit," katanya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved