Berita Rembang

Permukiman di Tegaldowo Rembang Kebanjiran Hingga 1 Meter, Kiriman dari Kawasan Pegunungan Kendeng

Puluhan rumah warga di Tegaldowo, Rembang teredam banjir akibat luapan air dari pertambangan di Pegunungan Kendeng Utara.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/DOK WARGA TEGALDOWO
Warga Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, menerobos banjir yang menggenangi permukiman, Selasa (3/12/2024). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, REMBANG - Banjir kiriman melanda permukiman warga di Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Selasa (3/12/2024).

Selain intensitas hujan yang tinggi melanda wilayah tersebut, banjir disebabkan air kiriman dari cekungan air tanah atau pertambangan Watuputih di Pegunungan Kendeng Utara.

"Karena curah hujan tinggi kemudian air meluap dari arah pertambangan itu, kemudian ke pemukiman. Banjir mencapai setengah hingga satu meteran," kata Kepala Desa Tegaldowo Kundari, saat dihubungi, Selasa (3/12/2024).

Baca juga: Sudah 2 Hari Nelayan Rembang Hilang di Perairan Lasem, Pencarian Terkendala Angin Kencang

Menurut Kundari, pemerintah desa sebenarnya telah menyiapkan kolam retensi sedalam masing-masing empat meter untuk mengantisipasi banjir namun tetap tak mampu menampung air.

Kundari menambahkan, pada Selasa sore, keadaan banjir berangsur surut walau sebagian dukuh masih tergenang.

"Tadi, mulai jam 17.20 WIB ini sudah agak mereda, kami juga sudah berkeliling ke permukiman," katanya.

Mulai 5 Tahun Terakhir

Sementara itu, Aktivis Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng Rembang, Joko Prianto mengatakan, kondisi banjir di permukiman di wilayah tersebut terjadi pada lima tahun terakhir.

"Mulai desa, itu lima tahun terakhir ketika hujan sering banjir. Kami melihat ini karena daya tampung dan dukung lingkungan yang tidak seimbang," ujar Joko Prianto.

Baca juga: Kabin Truk Trailer Ringsek Tergilas Coil Baja Muatan di Jalan Pantura Rembang, Berawal Rem Mendadak

Dia menambahkan, berkurangnya daya tampung dan dukung lingkungan terhadap air hujan dipicu kawasan hutan yang harusnya sebagai tempat penyerapan air kini telah berubah sebagai tempat penambangan.

Sehingga, areal tersebut tak bisa lagi menangkap air secara maksimal. 

"Sebelumnya tidak pernah banjir walau intensitas hujan tinggi, waktu saya kecilpun tidak ada banjir yang masuk rumah. Paling, kali-kali kecil yang meluap, tidak sampai merusak permukiman," tuturnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved