Berita Jateng

Unik dan Sakral Tradisi Tenongan di Dusun Pagerotan Wonosobo

Sadranan kali ini bertepatan dengan merdi Dusun Pagerotan sehingga dibarengkan dengan berbagai rangkaian acara.

Penulis: Imah Masitoh | Editor: khoirul muzaki
Imah Masitoh/Tribun Jateng
Warga Dusun Pagerotan, Desa Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo saat menggelar tradisi sadranan atau tenongan di komplek Makam Sikramat, Jumat (25/10/2024). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, WONOSOBO - Warga Dusun Pagerotan, Desa Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo masih turun temurun melestarikan tradisi sadranan atau tenongan.


Tradisi sadranan di Dusun Pagerotan rutin dilaksanakan setiap 70 hari sekali pada hari Jumat Kliwon. Sadranan kali ini bertepatan dengan merdi Dusun Pagerotan sehingga dibarengkan dengan berbagai rangkaian acara.


Siang tadi, warga Dusun Pagerotan berkumpul di sebuah komplek makam leluhur setempat yang dikenal dengan nama Makam Sikramat.


Setiap kepala keluarga di Dusun Pagerotan datang ke Makam Sikramat dengan membawa tenong atau wadah yang berisi makanan.

Baca juga: Pabrik Karoseri di Bergas Ungaran Terbakar, Karyawan Panik Evakuasi Barang


Setidaknya kurang lebih 300 tenong berisi makanan dijejer di pelataran makam leluhur dusun setempat.


Acara diawali dengan sambutan Kepala Desa Pagerejo, dilanjutkan dengan doa bersama, dan diakhiri dengan makan bersama-sama.


Samsul Mudasim selaku pegiat sejarah di Desa Pagerejo menjelaskan, tenong yang dibawa berisi berbagai macam isian makanan. 


"Isi makanan yang dibawa ada beberapa macam mulai dari nasi golong, udang, serundeng, dan sayuran," ungkapnya.


Makanan itu wajib ada saat tradisi sadranan. Bukan tanpa alasan, setiap makanan tersebut memiliki makna tertentu.


Dimulai dari nasi golong sebagai simbol persatuan. Samsul menjelaskan pada zaman penjajahan satu hal yang tidak terkalahkan adalah ketika saling merapatkan barisan dan tidak tercerai berai. Hal itu digambarkan seperti nasi golong.


Sementara udang sendiri melambangkan dari sebuah tindakan jika seseorang sudah berani akan sesuatu jangan sekali-kali mundur seperti jalannya udang, namun jika tidak berani jangan berani melakukan tindakan sesuatu.

Baca juga: Mobil-mobil Jemaah Haul Habib Ali Al Habsyi di Solo Diderek Dishub, Ada Apa?


Serundeng yang terbuat dari kelapa bermakna seseorang harus jadi orang berguna seperti tanaman kelapa yang multifungsi dari akar hingga buahnya.


Terkahir sayuran yang bermakna rasa syukur warga dari hasil bumi yang ditanam di desanya.


Tradisi sadranan secara umum mempunyai makna ungkapan rasa syukur warga kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang diberikan.


Selain itu juga didalamnya terkandung ajarkan untuk saling gotong-royong sehingga tercipta kebersamaan antar warga.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved