Berita Nasional
Ketum Muhammadiyah Haedar Nashir: Kami Dijuluki Ormas Tambang, Ormas Tebu, Ormas Tani
Beberapa waktu lalu, Muhammadiyah telah menerima izin pengelolaan tambang untuk ormas keagamaan dari pemerintah.
Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, BLORA - Ketua Umum Pimpinan Pusat atau Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menuturkan sejumlah kritikan menimpa Muhammadiyah akhir-akhir ini, terutama soal tambang.
"Beberapa waktu lalu, kita dijuluki oleh media, sebagai ormas tambang, ya nggakpapa."
"Jadi ormas tambang, ormas tebu, ormas tani, itu sesuatu yang mulia bagi kami,"
Baca juga: Muhammadiyah Kota Semarang Siap Tingkatkan Partisipasi Pemilih
"Biarpun itu bagi media, ada nada mengejek, atau karena mungkin tidak tahu bagaimana filosofi kami bekerja," katanya, saat sambutan pada acara silaturahmi petani tebu di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, Senin (12/8/2024).
Beberapa waktu lalu, Muhammadiyah telah menerima izin pengelolaan tambang untuk ormas keagamaan dari pemerintah.
Bahkan atas sikap yang diambil oleh Muhammadiyah itu, sempat banjir kritikan dari berbagai pihak.
Lebih lanjut, Haedar Nashir menuturkan, dalam menanggapi berbagai kritikan tetap berpegang teguh pada ajaran yang diwariskan oleh pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan.
Baca juga: Susul NU, Muhammadiyah Terima Tawaran Kelola Pertambangan untuk Ormas Keagamaan
"Kami ini memiliki etos, sedikit bicara banyak bekerja, itu warisan KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah,"
"Kami di Muhammadiyah diajari untuk terus berbuat baik untuk maju, baik di bidang pendidikan, kesehatan, sosial."
"Dan sejak dua periode ini, di bidang ekonomi, termasuk pemberdayaan masyarakat, yang semuanya itu kita lakukan dengan bekerja, dan bahkan membangun kemandirian dari bawah," jelasnya.
Haedar Nashir menyampaikan, dalam Islam, urusan dunia haru dikelola dan diolah dengan baik.
"Jangan merusak, dan jangan berlebihan, harus ada sesuatu yang kita sisakan, dan jangan rakus," terangnya.
Bisnis Tambang Berdasarkan Lingkungan
Pandangan negatif masyarakat terhadap tambang, menurut Haedar Nashir disebabkan masih kurangnya tanggung jawab sosial oleh perusahaan tambang kepada masyarakat.
"Jangan hanya cukup dengan CSR, tetapi pandanglah masyarakat itu sebagai bagian dari Indonesia," jelasnya.
Haedar Nashir berkomitmen saat mengelola tambang ke depan, akan menciptakan sistem bisnis yang bagus, tidak merusak lingkungan.
Ketum PP Muhammadiyah
Haedar Nashir
Muhammadiyah
ormas tambang
Rembang
Izin pertambangan Ormas keagamaan
Izin usaha pertambangan
Cara Mendaftar TKM Pemula Program Kemnaker, Dapat Bantuan Modal Rp 5 Juta |
![]() |
---|
Daftar Hari Libur Tanggal Merah September 2025, Ada Long Week End |
![]() |
---|
Disutradarai Eks Gitaris Naff, Film Menjahit Harapan Angkat Kisah Pilu Korban Tragedi Mei 1998 |
![]() |
---|
Bukan Rp 3 Juta per Hari, Penghasilan Anggota DPR Tembus Rp 230 Juta per Bulan |
![]() |
---|
Jejak Karir Kacab Bank BUMN yang Tewas Diculik di Jakarta, Alumni Unsoed dan Mantan Penyiar Radio |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.