Berita Jepara

Rumah Siswa Terdeteksi di Samudra Pasifik, Titik Koordinat Mleset Jadi Kendala PPDB 2024 Jepara

Penentuan koordinat tempat tinggal yang tak tepat menjadi kendala verifikasi PPDB 2024 di SMPN 2 Jepara.

|
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/TITO ISNA UTAMA
Orangtua dan calon siswa baru menunggu antrean verifikasi PPDB di SMPN 2 Jepara, Senin (24/6/2024). Kendala terbanyak dalam verifikasi PPDB 2024 di Jepara adalah penentuan koordinat tempat tinggal. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JEPARA - Ketidaktepatan titik koordinat lokasi tempat tinggal calon siswa baru menjadi satu di antara kendala dalam proses verifikasi pendaftar proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMPN 2 Jepara.

Kepala SMPN 2 Jepara Fatkhur Rohman mengatakan, saat dicek, tak sedikit lokasi yang ditunjukkan koordinat tersebut adalah Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik.

Menurutnya, kesalahan titik koordinat ini dilakukan operator sekolah dasar (SD).

Kasus kesalahan titik koordinat ini mencapai hampir 80 persen.

"Masalah titik kordinat yang paling memperlama proses verifikasi karena rata-rata, dari SD, titik kordinatnya salah," kata Fatkhur di sekolah, Senin (24/6/2024).

Ia menjelaskan, saat dicek di aplikasi peta digital, titik koordinat ada yang ditemukan di Samudra Atlantik dan Pasifik. Padahal, lokasi rumah ada di Kelurahan Panggang, Kecamatan Jepara, tak jauh dari sekolah.

"Sebagian besar, titik kordinatnya 00 di Samudra Atlantik, ada yang (Samudra) Pasifik. Kemudian, saya cek rumahnya, deket graha sini. Ada rumahnya Jalan Pemuda, titik kordinatnya di Krapyak," ungkapnya.

Baca juga: Sistem Jenjang di Jalur Prestasi PPDB 2024 Jateng Sempat Bikin Bingung Orangtua, Ini Besaran Poinnya

Dia menilai, kesalahan titik kordinat itu harus segera dibetulkan karena dapat merugikan peserta didik.

Dibandingkan tahun kemarin, kata dia, kesalahan menentukan titik kordinat paling banyak ditemukan di PPDB 2024.

"Kalau tidak dibetulkan, kasihan. Ternyata, banyak, hampir 80 persen, titik kordinat yang dibuat operator di SD itu tidak valid."

"Itu mempersulit kami memverifikasi. Tahun kemarin itu, kami verifikasinya mudah karena titik kordinatnya 75 persen sudah benar."

"Tapi, (tahun lalu) ada kecurangan, ada 13 anak titik kordinat di satu tempat, sama dengan SMPN 2 Jepara," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa jika tidak menemukan kesalahan titik kordinat, proses verifikasi PPDB bisa lebih cepat.

"Kalau tidak mengubah koordinat, pasti cepet. Mungkin, satu hari kami menyedikan empat operator bisa menyelesaikan 200-an."

"Tapi, karena banyak mengubah titik koordinat, paling sulit menentukan rumah, ketika ditarik itu mental, ulang lagi," ungkapnya.

Baca juga: Kecelakaan Bus Rombongan Wisata SDN 1 Banjaran Jepara: Sopir Terlihat Bermain HP, 6 Anak Terluka

Kabid SMP Disdikpora Jepara Ahmad Nurrofiq membenarkan banyak kesalahan titik kordinat pada proses verifikasi PPBD.

"Ada beberapa SD yang titik koordinat tidak pas maka verifikasi langsung agar langsung benar atau tidak."

"Anak (daerah) Panggang sini, belakang sekolahan, (koordinat) di Samudra Atlaktik maka verifikasi langsung, bisa langsung selesai. Ini salah satu verifikasi langsung, banyak yang keliru tidak pas," kata Ahmad Nurrofiq.

Menurutnya, kesalahan titik koordinat sering terjadi setiap tahunan namun tidak sebanyak tahun ini.

"Tahun ini sama tapi tidak banyak yang punya hak verifikator," katanya. (*)

Baca juga: Dua Pekan Belum Ada Tersangka Kasus Mobil dan Motor Bodong Pati, Begini Penjelasan Polda Jateng

Baca juga: Tega, Cucu Buyut di Klaten Tega Membunuh Nenek Demi Uang Rp400 Ribu dan Perhiasan Emas 1,5 Gram

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved