Berita Haji

Tergiur Iming-Iming, 2 Warga Banten Berangkat Haji secara Ilegal. Kini Sembunyi di Hotel Arab Saudi

Dua jemaah calon haji asal Banten dilaporkan bersembunyi di sebuah kamar hotel di Arab Saudi lantaran takut ditangkap petugas haji.

Editor: rika irawati
Kemenag RI
Jemaah calon haji Kloter 58 Embarkasi Solo tiba di Bandara Jeddah, Kamis (30/5/2024). Komnas Haji dan Umrah menerima laporan ada dua jemaah haji ilegal dari Indonesia bersembunyi di kamar hotel di Arab Saudi karena takut tertangkap petugas keamanan setempat. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Dua jemaah calon haji asal Banten dilaporkan bersembunyi di sebuah kamar hotel di Arab Saudi lantaran takut ditangkap petugas haji.

Mereka berangkat ke Tanah Suci untuk berhaji karena tergiur iming-iming tokoh masyarakat di wilayahnya.

Hal ini diungkap Ketua Komisi Nasional (Komnas) Haji dan Umrah Mustolih Siradj dalam program Satu Meja di Kompas TV, Rabu (12/6/2024).

"Sampai sekarang, mereka bersembunyi di salah satu kamar di daerah Arab Saudi yang kemudian takut keluar (hotel) karena teman-temannya sudah ditangkap."

"Ini kemudian mereka butuh dikeluarkan," kata Siradj, dikutip Kompas.com.

Siradj mengatakan, dua jemaah haji ilegal itu berusia di atas 50 tahun.

Baca juga: Tawarkan Visa Haji Ilegal, Selebgram Indonesia Ditahan Pemerintah Arab Saudi. Jemaah Kini Telantar

Mereka berangkat dari Tanah Air bersama 10 orang lain yang sudah ditangkap petugas keamanan setempat.

Informasi yang didapat Siradj, mereka masuk Arab Saudi lewat Mesir.

Cara ini dilakukan untuk menghindari kontrol petugas keamanan yang sudah berjaga di Bandara Madinah dan Jeddah.

"Karena, kalau langsung dari Jakarta ke Jeddah atau Jakarta ke Madinah, enggak bisa karena di sana banyak polisi. Maka diputar ke Mesir, ke negara-negara di luar Arab Saudi," ujarnya.

Berdasarkan laporan Komnas Haji dan Umrah yang diterima, saat pemberangkatan, para jemaah haji ilegal ini dilarang memfoto dokumen dan pemandu yang merupakan kaki tangan pihak travel.

Bahkan, keluarga para jemaah ini hampir kehilangan jejak.

"Untungnya, mereka masih berkomunikasi," ungkap Siradj.

Pihaknya menduga bahwa laporan jemaah ilegal akan semakin banyak.

Terlebih, saat ini, kian mendekati waktu puncak haji 2024.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved