Pilkada 2024

Pengamat Sebut Budisatrio Djiwandono Kurang Populer Maju di Pilkada Jakarta

Budisatrio Djiwandono didorong maju sebagak bakal calon gubernur berpasangan dengan Kaesang Pangarep oleh Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco.

ist/sufmi dasco
Budisatrio Djiwandono dan Kaesang Pangarep didorong maju jadi pasangan di Pilkada DKI Jakarta sebagak bakal calon gubernur dan wakil gubernur. Pengamat politik menilai, Partai Gerindra bisa kehilangan potensi kemenangan, karena mendorong tokoh tak populer. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Keponakan presiden terpilih Prabowo Subianto yakni Budisatrio Djiwandono didorong maju pada Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada 2024 di DKI Jakarta.

Budisatrio Djiwandono didorong maju sebagak bakal calon gubernur berpasangan dengan Kaesang Pangarep oleh Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menuturkan, Partai Gerindra bisa kehilangan potensi kemenangan, karena mendorong tokoh tak populer.

Baca juga: Pernah Letakkan Jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno Didorong PPP Ikut Lagi Pilgub 2024

"Situasi ini mendorong kecurigaan publik jika Prabowo dan Jokowi bersaing dalam hal kekuasaan.

Setelah Gibran dipaksakan lolos kontestasi dengan mengubah konstitusi yang penuh konflik kepentingan," kata Dedi dihubungi Kamis (30/5/2024).

Diketahui setelah mengunggah foto Budisatrio Djiwandono bersama artis kondang, Raffi Ahmad di akun sosial media instagram pribadinya.

Kini terbaru Dasco unggah foto keponakan Prabowo Subianto itu maju di Pilkada Jakarta 2024 bersama Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep.

Baca juga: Tak Ada yang Setenar Ganjar dan Gibran, Peminat Pilgub Jateng Punya PR Berat Naikkan Elektabilitas

Dedi melanjutkan, kini muncul kerabat Prabowo yang siap mengikuti jejak Gibran yang sama-sama miliki kekerabatan dengan penguasa.

"Tentu hak setiap warga negara ikut kontestasi.

Tetapi Gerindra cenderung menihilkan pengkaderan yang selama ini berlangsung," lanjutnya.

Menurutnya, Gerindra masih memiliki tokoh semisal Ahmad Riza Patria yang terbukti mampu selesaikan tugas di Jakarta.

Itu yang seharusnya diprioritaskan.

Dedi menilai, jika Gerindra mendorong tokoh tak populer, akan kehilangan peluang untuk menang.

"Gerindra potensial kehilangan peluang kemenangan jika memaksakan tokoh tidak populer, kecuali mereka punya jalan sebaik jalannya Jokowi," jelasnya. (Tribunnews.com/ Rahmat W Nugraha)

Baca juga: Hasil Ijtima Ulama, Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, Tapi Ada Syaratnya

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved