Perang Palestina Israel

45 Tewas akibat Serangan Israel ke Kamp Pengungsian di Rafah, Warga: Tak Ada Tempat Aman di Gaza

Serangan udara Israel memicu kebakaran dan menewaskan 45 orang di sebuah kamp pengungsian di Kota Rafah, Gaza, Minggu (26/5/2024) waktu setempat.

Penulis: rika irawati | Editor: rika irawati
TRIBUNNEWS/AFP/EYAD BABA
Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel di sebuah kamp pengungsi di Rafah, Senin (27/5/2024), di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina. Otoritas Palestina dan kelompok militan Hamas mengatakan, serangan Israel terhadap sebuah pusat pengungsi, Minggu (26/5/2024), menewaskan puluhan orang di dekat kota Rafah di selatan. Israel mengatakan, serangan itu menargetkan militan Hamas. 

"Kanada tidak mendukung operasi militer Israel di Rafah," kata Menteri Luar Negeri Melanie Joly dalam sebuah postingan di X.

"Tingkat penderitaan manusia seperti ini harus diakhiri," lanjutnya.

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab juga mengutuk serangan Israel dan Qatar mengatakan serangan Rafah dapat menghambat upaya menengahi gencatan senjata dan pertukaran sandera.

Tak Ada Tempat Aman

Data Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, lebih dari 36.000 warga Palestina tewas dalam serangan Israel.

Israel melancarkan operasi militer setelah militan pimpinan Hamas menyerang komunitas Israel selatan pada 7 Oktober.

Menurut perhitungan Israel, serangan itu menewaskan sekitar 1.200 orang dan 250 orang disandera.

Sejak saat itu, Israel melancarkan serangan ke Gaza.

Kini, pada siang hari, kamp di Rafah hanya berupa puing-puing tenda yang berasap, logam yang terpelintir, dan barang-barang hangus.

Perempuan menangis dan laki-laki berdoa di samping jenazah yang dikafani.

Baca juga: Israel Bom Rumah di Kamp Pengungsian Nuseirat Gaza Tengah, 14 Orang Tewas Termasuk Anak-anak

Abed Mohammed Al-Attar, warga di Gaza mengatakan, Israel berbohong ketika mengatakan kepada penduduk bahwa mereka akan aman di wilayah barat Rafah.

Kakak laki-lakinya, adik iparnya, dan beberapa kerabat lain tewas dalam kobaran api.

"Tentara adalah pembohong. Tidak ada keamanan di Gaza. Tidak ada keamanan, tidak untuk anak-anak, pria lanjut usia, atau wanita. Di sini, dia (saudara laki-laki saya) bersama istrinya, mereka syahid," katanya di samping jenazah keluarga.

Kementerian Luar Negeri Palestina yang berbasis di Tepi Barat mengutuk "pembantaian keji tersebut".

Mesir juga mengutuk "pemboman yang disengaja oleh Israel terhadap tenda-tenda pengungsi".

Sementara, media pemerintah melaporkan dan menggambarkannya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional. (*)

Baca juga: Caleg PKS di Aceh Jadi Bandar Sabu: Jaringan Hingga Malaysia, Ditangkap saat Belanja Baju

Baca juga: Warga Kendal Kesulitan Bekerja di KIK, Bupati Dico Minta Warga Meningkatkan Skill dan Kompetensi

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved