Berita Jateng

Cerita Kuli Angkut asal Kudus Naik Haji, Sehari Nabung Rp5 Ribu

Perasaan was-waspun berkecamuk di dalam dirinya, apakah bisa atau tidak berangkat haji di tengah kasus kematian Covid-19 yang tinggi.

Rezanda Akbar/TribunBanyumas.com
Keseharian warga Kudus, Iskan Engsan (61) saat bekerja mengangkut genting untuk memenuhi kebutuhannya dan menabung agar bisa beribadah haji. Ia akan naik haji bersama dengan istrinya Muntaham Rukam (58) dan membadalkan haji anak pertamanya. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - Seorang warga Kudus yang bekerja sebagai kuli angkut, Iskan Engsan (61) bisa berangkat haji pada 2024 ini. Derai airmatanya juga tak bisa dia bendung, setiap kali mengingat perjuangan masa lalunya untuk bisa beribadah haji.

"Saya tidak berhenti untuk minta sama Yang Kuasa.

Yang Kuasa itu lebih tahu kok, apa yang diminta hambanya.

Baca juga: 15 Jemaah Calon Haji Indonesia Dirawat di Klinik di Madinah: Kelelahan Hingga Lupa Minum Obat

Iskan Engsan (61)  bersama istrinya Muntaham Rukam (58) calon jemaah haji kloter 68 Kabupaten Kudus, saat menceritakan perjuangannya untuk berangkat haji.
Iskan Engsan (61) bersama istrinya Muntaham Rukam (58) calon jemaah haji kloter 68 Kabupaten Kudus, saat menceritakan perjuangannya untuk berangkat haji. (Rezanda Akbar/TribunBanyumas.com)

Tapi memberinya dengan cara apa, kan kita tidak tahu," ucapnya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (25/5/2024)

Ia akan naik haji bersama dengan istrinya Muntaham Rukam (58) dan membadalkan haji anak pertamanya.

"Kapan ya saya bisa naik haji sama keluarga sama anak, tapi Alhamdulillah meski anak saya tidak ada, tapi bisa badal haji, Alhamdulillah, itupun biayanya tidak sedikit," sambungnya dengan mata berkaca-kaca. 

Iskan juga pernah pesimis saat gempuran Covid-19, apalagi Kabupaten Kudus pernah menjadi zona hitam pada era pandemi.

Baca juga: Manajemen Garuda Minta Maaf, Janji Beri Kompensasi Jemaah Haji Embarkasi Solo yang Molor Terbang

Iskan Engsan (61)  bersama istrinya Muntaham Rukam (58) calon jamaah haji kloter 68 Kabupaten Kudus, saat menceritakan perjuangannya untuk berangkat haji.
Iskan Engsan (61) bersama istrinya Muntaham Rukam (58) calon jamaah haji kloter 68 Kabupaten Kudus, saat menceritakan perjuangannya untuk berangkat haji. (Rezanda Akbar/TribunBanyumas.com)

Seharusnya, dia dijadwalkan berangkat pada 2021.

Perasaan was-waspun berkecamuk di dalam dirinya, apakah bisa atau tidak berangkat haji di tengah kasus kematian Covid-19 yang tinggi.

"Harusnya berangkat 2021, pas itu mikir wah bisa berangkat benar tidak ya.

Saya terus berdoa dan minta sama Allah.

Terus tahun 2024 ini akhirnya saya bisa berangkat kloter 68," ucapnya. 

Saat dirinya mendapatkan pengumuman keberangkatan pada tahun 2024, Iskan merasa terharu.

Segala persiapan telah dia lakukan, hingga selama satu tahun ini, dia mengurangi intensitas pekerjaannya dan berolahraga, untuk menyiapkan fisiknya se prima mungkin saat beribadah.

Baca juga: Menunggu 12 Tahun, Bahagianya Jemaah Haji Banjarnegara Bisa Melihat Kabah untuk Pertama Kalinya

Nabung dari Honor Kuli Angkut

Pria yang bertempat tinggal di Desa Ngembalkulon Kecamatan Jati Kabupaten Kudus itu, menjadi kuli angkut barang sejak tahun 90-an hanya bermodalkan tenanganya, pria ramah itu menjual jasanya kepada siapapun yang membutuhkan. 

"Waktu tahun 90-an itu sudah jadi kuli angkut, ya apa saja batu, genting, kayu itu dibayar seadanya gitu terus saya tabung sampai punya mobil angkut sendiri," ujar Iskan Engsan kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (25/5/2024). 

Hingga akhirnya pada tahun 2001 Iskan Engsan mampu membeli mobil angkutannya sendiri dan dia gunakan untuk bekerja sehari-sehari.

Bermodalkan mobil tua itu, Iskan mulai merintis usahanya, mulai dari kuli panggul, kuli angkut dan mengarit rumput untuk mengumpulkan pakan ternak, dan memproduksi genting telah dia lalui. 

Mulai saat itu, Iskan mampu sudah berniat untuk berangkat haji, pada tahun 2012 Iskan mulai mengalokasikan sebagian uang pendapatannya untuk berangkat ke Tanah Suci.

Iskan sempat mengaku berat saat mulai merintis tabungan berangkat hajinya, yang pada awalnya tak bisa konsisten dalam menabung.

Baca juga: Jemaah Calon Haji Tak Perlu Bawa Beras, PPIH Siapkan Masakan Cita Rasa Nusantara Tiga Kali Sehari

Keseharian warga Kudus, Iskan Engsan (61) saat bekerja mengangkut genting untuk memenuhi kebutuhannya dan menabung agar bisa beribadah haji.
Keseharian warga Kudus, Iskan Engsan (61) saat bekerja mengangkut genting untuk memenuhi kebutuhannya dan menabung agar bisa beribadah haji. (Rezanda Akbar/TribunBanyumas.com)

Namun lantaran keinginannya yang menggelegak dia rela untuk bekerja keras dan terus rutin nabung sedikit demi sedikit di kaleng bekas kue kering.

"Ya misal itu sehari dapat Rp50ribu, yang Rp20ribu memang saya tabung untuk haji dan sisanya untuk kebutuhan rumah.

Tapi terkadang ga mesti, sehari ntah nabung Rp5ribu atau Rp10ribu yang penting nabung," ucap Iskan. 

Saat mengingat perjuangannya untuk bisa berangkat haji, mata Iskan mulai berkaca-kaca lantaran pencapaiannya saat ini sudah bisa diraihnya. 

Tidak hanya menabung saja, usai beribadah lima waktu Iskan selalu bermunajat melangitkan doa yang sama.

Untuk bisa beribadah haji menyempurnakan rukun islamnya yang kelima. (*)

Baca juga: Lagi-lagi Pesawat Garuda Pengangkut Calon Haji Bermasalah, Keberangkatan Kloter 41 Kendal Molor

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved