Berita Banyumas
Jarak Bahaya Gunung Slamet Diperluas Hingga 3 Kilometer, Warga Diminta Tetap Tenang
Berdasarkan data pemantauan instrumental, Badan Geologi memperluas jarak bahaya Gunung Slamet menjadi 3 kilometer.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Berdasarkan data pemantauan instrumental, Badan Geologi memperluas jarak bahaya Gunung Slamet menjadi 3 kilometer.
Aktivitas vulkanik Gunung Slamet masih tinggi sehingga direkomendasikan dilakukan perubahan atau perluasan jarak rekomendasi.
Adapun potensi ancaman bahaya Gunung Slamet saat ini adalah erupsi freatik maupun magmatik.
Erupsi ini dapat menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah di sekitar puncak di dalam radius 3 kilometer.
Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dr. Ir. Muhammad Wafid A.N., M.S mengatakan dalam keterangan resminya hujan abu dapat terjadi di sekitar kawah maupun melanda daerah yang ditentukan oleh arah dan kecepatan angin.
Baca juga: 120 Anggota PPK untuk Pilkada 2024 di Cilacap Dilantik, 35 Persen Perempuan
Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet terakhir terjadi Maret hingga September 2014.
Diikuti erupsi yang menghasilkan material abu dan lontaran material pijar di sekitar
kawah (tipe letusan strombolian).
Peningkatan terbaru mulai terjadi pada akhir 2023, sehingga sejak 19 Oktober 2023 status Gunung Slamet berada pada Level II (Waspada).
Aktivitas vulkanik Gunung Slamet pada 2024 umumnya didominasi oleh hembusan asap kawah dengan tinggi 50 - 500 meter dari atas puncak.
Hingga 16 Mei 2024 aktifitas Gunung Slamet adalah sebagai berikut.
Periode pengamatan 1 – 15 April 2024 (15 hari): terekam 197 kali Gempa Hembusan, 1 kali Gempa Vulkanik Dalam, 1 kali Gempa Tektonik Lokal, 12 kali Gempa Tektonik Jauh, dan Gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5 – 1 mm (dominan 0.5 mm).
Periode pengamatan 16 – 30 April 2024 (15 hari) : terekam 701 kali Gempa Hembusan, 1 kali Gempa Terasa, 8 kali Gempa Tektonik Jauh, dan Gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5 – 1 mm (dominan 0.5 mm).
Periode pengamatan 1 – 15 Mei 2024 (15 hari): terekam 943 Gempa Hembusan, 58 kali Gempa Vulkanik Dalam, 7 kali Gempa Tektonik Jauh, dan Gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5 – 7 mm (dominan 2 mm).
Aktivitas kegempaan Gunung Slamet didominasi oleh Gempa Hembusan dan Gempa Tremor menerus yang mengindikasikan aktivitas pergerakan fluida di sekitar permukaan.
Baca juga: Kesaksian Pedagang Saat Pasar Karangkobar Banjarnegara Terbakar, Ungkap Dugaan Penyebabnya
Pada minggu keempat September 2023 hingga 1 Oktober 2023 terjadi peningkatan jumlah Gempa Tektonik Lokal yang diikuti oleh peningkatan amplitudo tremornya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.