Berita Banjarnegara
Merinding! Ada Komunitas Penggali Kubur di Banjarnegara, Punya Moto Melayani Umat Sampai Akhir Hayat
Komunitas ini tak biasa, tidak semua orang mau, namun sangat dibutuhkan di masyarakat.
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA- Komunitas ini tak biasa, tidak semua orang mau, namun sangat dibutuhkan di masyarakat.
Ya, nama komunitas ini Ikatan Penggali Kubur Kaliurip (IPKK), Desa Kaliurip, Kacamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara. Dari namanya saja, sudah bikin bulu kuduk berdiri.
Kamis (25/4/2024) malam lalu, mereka kembali berkumpul di serambi Masjid Al Falah Dusun Krajan, untuk membahas program terdekat.
Jumlah mereka cukup banyak, lebih dari 50 orang. Mereka adalah relawan yang tak kenal jam kerja siang maupun malam. Mereka selalu siap kapan saja saat malaikat pencabut nyawa menjemput warga desa.
Baca juga: Narkoba Sudah Masuk Desa, Warga Klirong Kebumen Ditangkap Usai Beli Sabu Rp 1,2 Juta
Mereka berada di bawah koordinasi Dewan Kemakmuran Masjid Al Falah, yang diketuai oleh Sudibyo, mantan Kepala Desa Kaliurip.
Menurut Sudibyo, adanya komunitas ini agar memastikan warga yang terkena musibah kematian terbantu dalam proses pemulasaraan hingga pemakamannya.
“Visi IPKK adalah terlaksananya tata kelola pemulasaraan jenazah secara paripurna, dengan motto melayani umat sampai akhir hayat,” jelas Sudibyo.
Koordinator IPKK Purwono menambahkan, misi dari IPKK adalah meningkatkan SDM tim pemulasaraan jenazah dan penggali kubur, meningkatkan spiritualitas anggota IPKK, meningkatkan sarana prasarana IPKK dan meningkatkan tata Kelola dan cara pemulasaraan jenazah dengan memperhatikan landasan syariah dan kearifan lokal.
Baca juga: Gibran Bocorkan Program 100 Hari Usai Dilantik, Berani Beda dengan Program Bapaknya
“Kita dalam waktu dekat ingin mengadakan perlengkapan berupa keranda stailis steel dan lainnya yang nilainya 15 juta rupiah. Alhamdulillah sudah ada 9 juta rupiah.
Juga kita akan membuat tim khusus putra putri yang dididik dan dilatih sehingga dipastikan prosesi pemulasaraan secara syariah,”jelas Purwono.
Selain itu, tambah Purwono, ia juga ingin agar menghilangkan budaya masyarakat yang membuat makanan untuk para penggali kubur.
Baca juga: Gibran Bocorkan Program 100 Hari Usai Dilantik, Berani Beda dengan Program Bapaknya
Hal itu menurutnya akan semakin memberatkan keluarga mayit dan juga tidak sesuai dengan syariah.
“Kita sendiri yang akan menyiapkan makanan untuk para penggali kubur. Kita ingin justru keluarga mayit terbantu sepenuhnya di saat mereka tengah berduka.
Kita bisa mengoptimalkan donasi dari Masjid Al Falah yang datang dari perantauan dalam dan luar negeri, serta swadaya masyarakat. Bahkan mimpi kita ke depan IPKK dapat memiliki mobil ambulans sendiri untuk melayani masyarakat,” pungkas Purwono.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.