Berita Cilacap

Melihat Pembuatan Kolang Kaling di Majenang Cilacap, Dilakukan di Pinggir Jalan

Proses pembuatan kolang kaling di Majenang, Cilacap, termasuk uniknya. Warga setempat memprosesnya di pinggir jalan.

Pingky/TribunBanyumas.com
Proses pembuatan kolang kaling di Desa Ujungbarang, Kecamatan Majenang, Cilacap. Desa tersebut menjadi satu sentra produksi kolang kaling di Cilacap. Uniknya, produksi kolang kaling biasanya dilakukan warga setempat di pinggir jalan provinsi jalur Brebes-Cilacap. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Pengrajin kolang kaling di Majenang, Cilacap, mendapatkan berkah Ramadan. 

Setiap Bulan Suci, warga kebanjiran order.

Desa Ujungbarang, Kecamatan Majenang di Cilacap merupakan sentra kolang kaling.

Baca juga: Mudah Dibuat, Es Kolang-kaling Nanas Cocok untuk Takjil yang Menyegarkan

Proses pembuatan kolang kaling di Desa Ujungbarang, Kecamatan Majenang, Cilacap. Desa tersebut menjadi satu sentra produksi kolang kaling di Cilacap. Uniknya, produksi kolang kaling biasanya dilakukan warga setempat di pinggir jalan provinsi jalur Brebes-Cilacap.
Proses pembuatan kolang kaling di Desa Ujungbarang, Kecamatan Majenang, Cilacap. Desa tersebut menjadi satu sentra produksi kolang kaling di Cilacap. Uniknya, produksi kolang kaling biasanya dilakukan warga setempat di pinggir jalan provinsi jalur Brebes-Cilacap. (Pingky/TribunBanyumas.com)

Saat Ramadan, warga setempat ramai-ramai membuat kolang kaling karena laris manis.

Biasanya, makanan yang kenyal ini cocok untuk sajian takjil atau dengan olahan minuman lain.

Uniknya, pembuatan kolang kaling di sini dilakukan di pinggir jalan, tepatnya di jalan provinsi jalur Brebes - Cilacap atau Salem - Majenang.

Konon sentra produksi kolang kaling di desa Ujungbarang ini sudah ada sejak jaman nenek moyang dan sudah turun temurun.

Baca juga: Ternyata Begini Cara Membuat Kolang Kaling di Banyumas, Omzet Rp 3 Juta Sehari

Walaupun jumlah pengrajin kolang kaling di Desa Ujungbarang tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya, namun desa Ujungbarang masih jadi buruan pelanggan dari berbagai daerah saat bulan puasa tiba.

Mereka biasanya memproduksi kolang-kaling ini di pinggir jalan raya.

"Dari jaman dahulu di sini memang terkenal tempat bikin kolang kaling.

Kalau dulu biasanya produksi dibawah pohonnya langsung, kalau sekarang produksinya juga di pinggir jalan," kata seorang pengrajin kolang kaling di desa tersebut, Mubarok.

Di bulan Ramadan seperti sekarang, kolang kaling menjadi salah satu panganan yang paling diburu masyarakat untuk pelengkap menu buka puasa.

Memiliki tekstur yang kenyal dan lembut, panganan yang berasal dari buah aren ini biasa diolah menjadi aneka takjil seperti kolak, manisan, es campur dan lainnya.

Saat Ramadan dan memenuhi memenuhi orderan para pelanggan, Mubarok dan 10 karyawannya rela memproduksi kolang kaling hingga larut malam.

Baca juga: Melihat Kampung Kolang Kaling di Cilacap, Produksi Bisa Awet Sebulan

Dikatakan Mubarok bahwa dia sudah memproduksi kolang kaling jauh-jauh hari sebelum puasa.

Setiap harinya dia mampu memproduksi hingga 20 drum kolang kaling.

Tiap-tiap drum berisi 20 kilogram kolang kaling.

Artinya, dalam sehari dia memproduksi sekitar 400 kilogram kolang kaling.

"Sehari biasa rebus 20 drum, tiap drum isinya 20 kilogram.

Kalau produksi setiap hari dari sebelum bulan puasa sampai nanti mau lebaran," katanya kepada Tribunbanyumas.com.

Usaha Kolang Kaling 40 Tahun

Ditemui di kediamannya, Mubarok bersama beberapa bapak-bapak tampak sibuk memotong biji kolang kaling dari batang pohon, adapula beberapa yang sedang merebus di depan tungku.

Sementara empat orang ibu-ibu terlihat sedang membelah kolang kaling yang sudah direbus dan mengeluarkan bijinya.

Diceritakan Mubarok (55) bahwa dirinya sudah menekuni usaha kolang kaling selama lebih dari 40 tahun.

Keterampilan mengolah biji aren menjadi panganan khas ramadan ini dia dapatkan dari orang tuanya yang juga pengrajin kolang kaling.

Dia mulai memproduksi di rumahnya sekira tahun 80-an silam.

Mubarok mengungkapkan bahwa mengolah kolang kaling bukanlah hal yang sulit dilakukan di Dusun Cipancur tempatnya tinggal.

Pasalnya, di wilayah Desa Ujungbarang ini tumbuh dengan subur pohon aren di kebun-kebun milik warga.

Biasanya para pengrajin membeli buah aren kepada si pemilik pohon untuk selanjutnya diolah menjadi biji kolang kaling.

"Untuk biji arennya beli sama pemilik pohon, setelah itu kita olah, kita masak disini dan kita jual disini," tuturnya.

Sementara itu untuk penjualannya Mubarok sendiri sudah memiliki sejumlah pelanggan di berbagai kota seperti di wilayah Cilacap, Ajibarang, Brebes dan terjauh dari Cirebon.

Para pelanggannya itu biasa mengambil secara langsung di rumahnya, namun beberapa ada yang dikirim.

Mubarok sendiri biasanya kolang kaling dengan harga Rp15 ribu perkilogramnya.

Harga tersebut tentunya lebih murah apabila dibandingkan dengan harga kolang kaling di pasaran 

"Pelanggan saya biasanya buat dijual kembali di pasar, tapi disini kalau ada yang mau beli eceran juga boleh," kata dia.

Desa Ujungbarang, Kecamatan Majenang ini menjadi salah satu sentra produksi kolang-kaling di Cilacap.

Bahkan sering disebut sebagai kampung kolang kaling, karena di daerah ini banyak warga yang memproduksi kolang kaling sejak dahulu kala. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved