Viral, Pemakaman Jenazah di Tengah Banjir Grobogan. Pengusung Keranda Hanya Terlihat Kepala

TRIBUNBANYUMAS.COM, GROBOGAN - Video berdurasi 28 detik memperlihatkan sebuah keranda mengapung di genangan banjir viral di media sosial di Grobogan.

Keranda berselimutkan kain berwarna hijau dilengkapi tulisan Arab itu diapungkan menggunakan rakit pohon pisang.

Di dekatnya, terlihat kepala sejumlah orang yang mengiring keranda menembus banjir.

Hal ini menunjukkan betapa dalamnya banjir di lokasi yang mereka lewati.

Sementara, di kejauhan, di jalan yang lebih tinggi dan tak kebanjiran, terlihat sejumlah pelayat yang menyaksikan kejadian itu.

Sesampai di daerah kering, keranda selanjutnya dipikul ke tempat peristirahatan terakhir jenazah, yang tak terdampak banjir.

Baca juga: Banjir Genangi 103 Desa di Grobogan, Rumah hingga Kantor Bupati Terendam Air. 600 Orang Mengungsi

Dikutip dari Kompas.com, peristiwa itu terjadi di Desa Sembungharjo, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Kamis (14/3/2024).

Saat kejadian, sebagian wilayah Sembungharjo terendam banjir.

"Iya, benar, dan dimakamkan usai salat duhur. Salah satu warga kami meninggal karena sakit."

"Kebetulan, akses jalan yang dilalui menuju makam itu cekung dan kebanjiran. Alhamdulillah (prosesi pemakaman) lancar," terang Kades Sembungharjo Sudarsono saat dikonfirmasi, Senin (18/3/2024).

Menurut dia, akses menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Sembungharjo berupa cekungan sehingga kerap kebanjiran saat musim penghujan.

Kondisi ini membuat warga terbiasa mengantarkan jenazah menembus banjir.

"Memang langgan banjir karena jalannya posisinya menurun. (Banjir) cukup dalam, semeter lebih. Kalau makamnya, aman dari banjir."

"Doakan, semoga ada anggaran untuk meninggikan (jalan) supaya saat ada luapan Sungai Lusi, tidak kebanjiran," kata Sudarsono.

Baca juga: Lapas Purwodadi Kebanjiran hingga Pinggang Dewasa, Ratusan Warga Binaan Dititipkan ke Rutan Tetangga

Sementara itu, Kapolsek Panunggalan AKP Siswanto mengatakan, banjir di wilayah hukumnya terjadi sejak Rabu (13/3/2024) lalu akibat luapan Sungai Lusi.