Berita Purbalingga

Guru Bahasa Jawa di Purbalingga Ditantang Buka Kelas Bahasa Banyumasan, Ada yang Berani?

Tri Gunawan Setyadi menantang guru Bahasa Jawa SMP di Purbalingga, untuk berani membuka “Kelas Jawa” sebagai program unggulan.

Editor: khoirul muzaki
Istimewa
Bimbingan teknis peningkatan kompetensi Guru Bahasa Jawa di Purbalingga, Kamis (7/3/2024) 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga Tri Gunawan Setyadi  menantang guru Bahasa Jawa SMP di Purbalingga, untuk berani membuka “Kelas Jawa” sebagai program unggulan.

Ini sebagai terobosan, agar ada inovasi dalam pembelajaran Bahasa Jawa, sehingga Bahasa Jawa tetap lestari, dan keberadaan “Kelas Jawa” menjadi bagian dari upaya membangun karakter peserta didik.

“Saya menantang guru Bahasa Jawa SMP ini. Ayo, dari 77 SMP di Purbalingga, ada satu sekolah yang berani membuka Kelas Jawa, tentunya kelas Bahasa Jawa Banyumasan. Siapa guru Bahasa Jawa yang berani?. Ini PR yang harus segera dijawab,” tantang Tri Gunawan Setyadi saat membuka Bimbingan Teknis Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Jawa SMP. Peserta Bimtek Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Jawa SMP se Purbalingga.

Kegiatan diselenggarakan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Jawa SMP Kabupaten Purbalingga, di Hall Gendurasa Taman Wisata Pendidikan Purbasari Pancuranmas, Kamis (7/3/2024).

Baca juga: Nasib Oknum Anggota KPU Wonosobo Terjerat Pidana Pemilu, Nunggu Sidang Ancaman Hukuman 3 Tahun

Bimtek diikuti 80 guru Bahasa Jawa SMP se Purbalingga, akan berlangsung hingga Sabtu (9/3/2024). Sementara hadir dalam pembukaan itu, Bina Damping MGMP Bahasa Jawa SMP Purbalingga Drs Budi Riyanto, Ketua MGMP Bahasa Jawa SMP Arif Restiyadi, S.Pd, dan Kepala Balai Bahasa Jateng Dr Syarifuddin.

Tri Gunawan mengemukakan, Dindikbud Purbalingga sedang mengembangkan One School One Innovation atau satu sekolah satu inovasi.

“Jangan hanya kelas olahraga saja yang ada," ujar Tri Gunawan.

Tri Gunawan berharap, selain ada kelas olahraga, juga juga ada satu sekolah yang berani membuka inovasi dengan membuka Kelas Jawa.

Dimulai di Kelas 7, kemudian 8 dan 9. Di kelas jawa ini, setiap guru yang masuk kelas dan mengajar, menggunakan Bahasa Jawa , dan anak-anak dalam berinteraksi juga menggunakan Bahasa Jawa. Kedepankan penggunaan Bahasa Jawa dialek Banyumasan dengan baik dan santun.

Baca juga: Ketua PDM dan PCNU Kebumen Angkat Suara Soal Capaian Adipura

"Jangan sampai orang Banyumas ilang Banyumasane,” ujar Tri Gunawan.

Jika ada sekolah yang berani membuka kelas Jawa, Tri Gunawan meminta Bupati Purbalingga untuk meresmikan keberadaan Kelas Jawa di sekolah itu.

“Kepala sekolah dan guru Bahasa jawa, jangan takut membuka Kelas Jawa. Ini inovasi yang bagus, sebagai upaya melestarikan Bahasa Jawa. Kita tidak merasakan manfaatnya sekarang, tapi saya yakin kedepannya akan berdampak baik dalam upaya membangun karakter peserta didik dan pelestarian Bahasa Jawa,” ujar Tri Gunawan.

Keberadaan Kelas Jawa, lanjut Tri Gunawan, harus konsisten dan berjenjang dimulai sejak pendidikan usia dini. Dicontohkan, saat ini ada PAUD/TK Tunjungmuli, Kecamatan Karangmoncol yang sudah membuka Kelas Jawa. Dengan guru yang ada 3 orang, setiap hari anak-anak dibiasakan berbahasa Jawa dengan baik, termasuk dalam proses pembelajaran atau saat guru mengajar.

Baca juga: Pengamat Menilai, Ambang Batas Ideal Parlemen 7 Persen: Agar Parlemen Didominasi Dukungan Publik

“Ini sangat bagus, dan harus diteruskan saat anak-anak masuk jenjang SD, SMP dan seterusnya. Saya salut dan bangga adanya kelas Jawa di PAUD/TK itu,” ujar Tri Gunawan

Tri Gunawan mengakui,penggunaan Bahasa Jawa kini makin terkikis. Hal ini ditunjukkan anak-anak mulai kehilangan unggah-ungguh dalam berkomunikasi dengan orang tua. 

“Ini tantangan bagi guru Bahasa Jawa juga, agar bisa menanamkan unggah-ungguh dengan baik kepada peserta didik,” ujar Tri Gunawan.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved