Cilacap

'Supermarket Bencana' Jateng, Cilacap Siaga Hadapi Musim Hujan, Kerugian Sudah Rp2,5 Miliar

Dari data kerugian hingga peran relawan, Pemkab Cilacap siapkan tiga strategi utama hadapi bencana.

TRIBUN BANYUMAS/ RAYKA DIAH
SIAGA BENCANA CILACAP, Bupati Cilacap, Syamsul Auliya Rachman (kedua dari kiri), bersama jajaran Forkopimda memberikan keterangan usai Rakor Kesiapsiagaan Bencana, Kamis (2/10/2025). Pemkab Cilacap menyiapkan tiga strategi utama untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang diprediksi meningkat saat musim hujan. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Dikenal sebagai daerah dengan potensi bencana paling lengkap atau 'supermarket bencana' di Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Cilacap menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Kesiapsiagaan Bencana. Rakor ini menjadi langkah krusial untuk mengantisipasi meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi jelang musim penghujan.

Rapat yang dipimpin langsung oleh Bupati Cilacap, Syamsul Auliya Rachman, di Pendopo Wijayakusuma Cakti, Kamis (2/10/2025), ini mengumpulkan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari Forkopimda, instansi terkait, hingga para relawan.

Baca juga: Cegah Keracunan Makanan, Bupati Cilacap Perintahkan Puskesmas Pantau Rutin Dapur MBG

Seberapa Rawan Kondisi Cilacap? 

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap menunjukkan tingkat kerawanan yang tinggi. Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Taryo, memaparkan bahwa sepanjang Januari hingga Agustus 2025 saja, sudah terjadi 156 kejadian bencana dengan taksiran kerugian mencapai Rp2,5 miliar.

Angka ini melanjutkan tren dari tahun sebelumnya. Sepanjang 2024, bencana angin kencang menjadi yang paling sering terjadi dengan 61 kejadian, disusul tanah longsor sebanyak 45 kali, dan banjir 18 kali, dengan total kerugian mencapai Rp5,9 miliar.

Langkah Apa yang Disiapkan BPBD

Menghadapi prediksi peningkatan intensitas bencana, Taryo menegaskan bahwa pihaknya tidak tinggal diam. Sejumlah sarana prasarana logistik, pos siaga, dan peralatan prioritas telah disiapkan untuk mempercepat respons saat terjadi bencana.

"Perubahan cuaca ekstrem menuntut kesiapsiagaan seluruh pihak, dan koordinasi menjadi kunci agar pencegahan dan penanganan bencana lebih cepat dan tepat," ujar Taryo. Ia juga menegaskan bahwa semua pihak harus proaktif. "Kita tidak hanya bisa menunggu (bencana), semua pihak harus bergerak," tegasnya.

Apa Strategi Besar Pemkab? 

Bupati Cilacap, Syamsul Auliya Rachman, menguraikan tiga strategi utama yang menjadi kerangka kerja mitigasi bencana di wilayahnya. Menurutnya, penanganan bencana harus dilakukan secara sistematis dari hulu ke hilir.

  1. Preventif: Langkah pencegahan yang berbasis ilmu pengetahuan dan pemanfaatan teknologi modern.
  2. Kuratif: Penanganan saat bencana terjadi yang harus sinkron dan terarah agar efektif.
  3. Rehabilitatif: Upaya pemulihan pascabencana, termasuk relokasi warga jika diperlukan dan pemulihan kondisi mental para korban.

Siapa Garda Terdepannya? 

Dalam strategi tersebut, Bupati Syamsul memberikan penekanan khusus pada peran para relawan. Ia mendorong agar relawan siaga bencana yang tergabung dalam kerangka hexahelix menjadi garda terdepan di lapangan.

"Relawan berperan penting dalam memberikan informasi cepat, pertolongan darurat, hingga distribusi bantuan saat bencana," kata Bupati. Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan relawan dianggap sebagai kunci keberhasilan dalam menghadapi ancaman bencana di Cilacap.

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved