Berita Pati

BERITA DUKA: Mantan Ketua MUI Pati Sekaligus Mustasyar PCNU Pati KH Abdul Mujib Sholeh Tutup Usia

Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pati, Abdul Mujib Sholeh, tutup usia, Kamis (25/1/2024) malam.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/DOK PCNU PATI
Suasana pemakaman mantan Ketua MUI Pati KH Abdul Mujib Sholeh di Tayu, Pati, Jumat (26/1/2024). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PATI - Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pati, Abdul Mujib Sholeh, tutup usia, Kamis (25/1/2024) malam.

Kiai Mujib wafat dalam usia 84 tahun dan dimakamkan di kompleks pemakaman Madrasah Miftahul Huda (MMH) Tayu, Pati, Jumat (26/1/2024).

Ribuan pelayat datang memberikan penghormatan terakhir kepada Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pati tersebut.

Sejumlah tokoh turut hadir dalam pemakaman sang ulama karismatik.

Di antaranya, Rais Syuriyah PBNU KH Aniq Muhammadun dan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pati KH Ahmad Khoiron.

Mantan Bupati Pati Haryanto juga tampak ikut melayat.

Baca juga: Orangtua di Pati Berbondong-bondong ke Posyandu agar Anak Dapat Imunisasi Polio, Target Terlampaui

Menantu Kiai Mujib, Wifkil Hana mengatakan, Kiai Mujib wafat pada Kamis malam.

Menurut dia, sepekan sebelum meninggal, almarhum masih memimpin pengajian rutin.

Sementara, mantan Bupati Pati Haryanto, mengenang perjuangan KH Abdul Mujib Sholeh semasa hidup yang meninggalkan kesan baik.

"Beliau menjadi Ketua MUI cukup lama. Meski usianya sepuh, beliau sangat rajin. Kalau ada acara, baik malam atau pagi, beliau selalu hadir."

"Beliau juga senantiasa memberi petuah-petuah demi kehidupan beragama yang baik," kata dia.

Menurut Haryanto, berpulangnya Kiai Mujib meninggalkan rasa kehilangan bagi warga Kabupaten Pati.

Baca juga: Unik! Knalpot Brong Hasil Razia Polresta Pati Disulap Jadi Monumen Ikan Bandeng

Haryanto berharap, sepeninggal KH Abdul Mujib Sholeh, akan muncul sosok-sosok ulama yang bisa menggantikan peran almarhum, baik di bidang agama, pendidikan, maupun kemasyarakatan.

Dia menambahkan, kisah perjuangan Kiai Mujib yang menurutnya cukup berkesan.

Pada akhir masa kepemimpinannya sebagai bupati, menurut Haryanto, Kiai Mujib sangat aktif mendorong dan mendukung langkah pemerintah daerah menutup kawasan lokalisasi Lorok Indah alias Lorong Indah (LI).

"Beliau sempat mengatakan bahwa 'nyawa saya ini, saya wakafkan untuk perjuangan agama'," kata Haryanto. (*)

Baca juga: KPU RI Sediakan Surat Suara Braile bagi Pemilih Tunanetra, Khusus Pilpres dan DPD RI

Baca juga: Pulang Kerja, Warga Salatiga Dirampok dan Dibacok saat Melintas di JLS Dini Hari

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved