Pendidikan

FK Unsoed dan Sido Muncul Kerja Sama Pengembangan Obat Herbal

Ia mengatakan, pentingnya peran dokter dalam pengembangan obat herbal ke depannya.

Permata Putra Sejati/TribunBanyumas.com
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) antara Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman dengan Sido Muncul Tbk. Unsoed dan Sido Muncul juga menggelar simposium nasional dengan tema 'Memanfaatan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat' pada Kamis (14/12/2023). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk melalui produk unggulannya Tolak Angin bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).

Kerja sama dilakukan untuk pengembangan obat herbal.

Nota Kesepahaman (MoU) kerja sama antara FK Universitas Jenderal Soedirman dengan Sido Muncul mengenai pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Baca juga: Analisa Ahli Geologi Unsoed Soal Gempa Bogor Hari Ini, Bukan Subduksi Lempeng Indo-Australia

Penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) antara Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman dengan Sido Muncul Tbk. Unsoed dan Sido Muncul juga menggelar simposium nasional dengan tema 'Memanfaatan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat' pada Kamis (14/12/2023).
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) antara Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman dengan Sido Muncul Tbk. Unsoed dan Sido Muncul juga menggelar simposium nasional dengan tema 'Memanfaatan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat' pada Kamis (14/12/2023). (Permata Putra Sejati/TribunBanyumas.com)

Penandatanganan dilakukan Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat dan Ketua LPPM Universitas Jenderal Soedirman, Prof Dr Elly Tugiyanti, MP di Aula Lantai 3 Gedung C, Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Kamis (14/12/2023).

Sido Muncul dan FK Unsoed juga menggelar simposium nasional dengan tema 'Memanfaatan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat'.

Simposium nasional ini merupakan yang ke-50 kalinya dilakukan Sido Muncul sejak 2007.

"Melalui simposium nasional seperti ini kami berharap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang jamu atau herbal bisa terus dilakukan oleh pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat dengan saintifikasi jamu berbasis penelitian, dan pelayanan kesehatan.

Dengan begitu impian jamu obat herbal menjadi jamu tuan rumah di negeri sendiri akan terwujud," ujar Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat kepada Tribunbanyumas.com.

Ia mengatakan, pentingnya peran dokter dalam pengembangan obat herbal ke depannya. 

"Secara scientific harus ada di dalam dunia kedokteran.

Dokter belajar khasiat dan kandungan obat herbal, seperti kunyit misalnya," imbuhnya. 

Obat herbal telah digunakan secara empirik oleh masyarakat luas dan dikenal dengan sebutan jamu. 

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang jamu perlu terus dilakukan oleh pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat.

Contohnya adalah saintifikasi jamu, dalam hal ini berbasis penelitian, dan pelayanan kesehatan.

Baca juga: Warga Empat Desa di Banyumas Ikut Pelatihan Bertani Rempah, Bakal Pasok ke Pabrik Jamu Sido Muncul

Kegiatan diikuti oleh 250 peserta dari kalangan kedokteran, apoteker, dan tenaga kesehatan, simposium nasional dilaksanakan secara hybrid (online via zoom dan offline).

Potensi Herbal

Prof Elly mengatakan, ada lebih dari 26 ribu tanaman herbal yang belum tergali.

"Kedepan bisa jadi menggali tanaman herbal salah satunya penyakit yang banyak diidap oleh masyarakat. 

Pencegahan obat herbal bisa dilakukan.

Contohnya adalah masuk angin naik bisa diatasi dengan tolak angin. 

Beberapa tanaman herbal juga bagus aplikasinya buat hewan ternak," terangnya.

Baca juga: Gandeng Unsoed, PNM Purwokerto Beri Pelatihan UMKM di Cilongok Banyumas

Dekan FK Unsoed Dr dr MM Rudi Prihatno MKes menyatakan, kampus Unsoed selalu melakukan peningkatan kapasitas berbasiskan pedesaan.

Terutama dalam rural development dan tanaman obat keluarga. 

Sementara itu, Brand Ambassador Tolak Angin, Sido Muncul, Andi F Noya mengatakan, obat herbal ini mengingatkan saat covid bahwa keyakinan obat tradisional meningkat.

"Akademisi juga harus membuka diri tentang obat herbal

Rumah sakit membuka diri obat herbal.

Masyarakat dapat memilih obat dan bukan kompetisi. 

Suatu hari kita bisa mengekspor obat seperti tolak angin," jelasnya. (*)

Baca juga: Pasutri Dikukuhkan Jadi Profesor Unsoed Tepat 17 Tahun Usia Pernikahan

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved