Berita Demak
Debu Pabrik Briket di Gemulak Demak Bikin Resah Warga, Kotori Rumah dan Ancam Kesehatan
Warga Desa Gemulak, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, dipaksa hidup berdampingan dengan limbah pabrik briket yang mencemari permukiman warga.
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, DEMAK - Warga Desa Gemulak, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, dipaksa hidup berdampingan dengan limbah pabrik briket yang mencemari lingkungan tempat tinggal warga.
Hampir dua tahun ini, mereka menghirup udara mengandung debu dari pabrik yang juga mengotori rumah mereka.
"(Sudah) dua tahun lebih, mulai dari 26 Juni 2021 sampai sekarang. Setiap pagi selalu disapu, kalau tidak, (debu) limbah kumpul jadi banyak," kata Lutfi Faiyah, warga RT 03 RW 05 Dukuh Karangmalang, Desa Gemulak.
Lutfi mengatakan, pabrik tersebut sebenarnya berada di RT 04 RW 03 Desa Gemulak.
Namun, debu terbawa ke wilayahnya bersama asap dari pabrik briket itu.
Baca juga: Petani Kalikondang Demak Demo Rumah Pemotongan Ayam : Kembalikan Irigasi Kami!
Dia mengatakan, asap kotor itu mencemari setidaknya dua RW yang berada di dua dukuh, yaitu Dukuh karangmalang dan Dukuh Belah.
"Radius 200 meter yang terdampak sekiranya 200 KK (kepala keluarga). Di Dukuh Karangmalang RT 03 RW 05 ini, ada sekitar 639 jiwa terdampak, belum sebelah timur ada 7 KK," ucapnya.
Ia menambahkan, limbah asap pabrik tersebut biasanya mulai mencemari lingkungan warga, malam sampai dini hari.
"Paling tidak nyaman itu pukul 24.00 malam sampai 04.00 pagi. Waktunya tidur, asap tidak tahu tapi baunya tetap," ujarnya.
Dia pun khawatir, debu dari asap pabrik ini membahayakan pernapasan warga, terutama anak kecil.
"Tidak nyaman, saya khawatirkan itu kalau serbuk itu dihirup anak-anak, jangka panjang kesehatan anak-anak terganggu," ungkapnya.
Baca juga: Empat Rumah Berdempetan di Getas Demak Ludes Terbakar, Api Diduga Muncul karena Korsleting Listrik
Lutfi berharap, pabrik tersebut dipindah atau tutup.
"Saya pinginnya ditutup atau pindah dari permukiman kami, sudah di uji emisi Kementerian Lingkungan Hidup, (hasilnya) di atas baku mutu," jelasnya.
Sebenarnya, warga sudah pernah memprotes keberadaan pabrik itu.
Namun, usaha mereka agar pabrik ditutup, tak membuahkan hasil.
"Sempat ada audiensi 20 September di DPRD Demak tapi tetap sama saja."
"Sempat berhenti beroperasi sampai ada alat penyaring, berhenti sebulan tapi beroperasi lagi dengan pengelola lain," ujarnya. (*)
Baca juga: Cek Rp2 Miliar di Rumah Dinas Eks Mentan Syahrul Yasin Limpo Bodong, Pengacara: Sengaja Disimpan
Baca juga: 2 Pelajar Banyumas Berprestai di Tingkat Nasional, Ini Sosoknya
Masuk 5 Besar Penghasil Beras Terbanyak di Jateng, Petani Demak Sempat Merugi Hingga Rp 18 Miliar |
![]() |
---|
Banjir Rob Genangi Jalan Pantura Sayung Demak, Arus Lalu Lintas dari dan ke Semarang Tersendat |
![]() |
---|
Tak Ada Kenaikan PBB, Demak Pilih Maksimalkan Potensi Wisata untuk Genjot PAD |
![]() |
---|
200 Personel Dikerahkan, Polres Demak Lakukan Penyekatan untuk Cegah Warga Ikut Demo di Pati |
![]() |
---|
Kesal Protes Soal Debu Tak Digubris, Warga Purwosari Sayung Larang Truk Tol Semarang-Demak Melintas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.