Berita Semarang

Tak Ingin Kecolongan Lagi Adanya Perundungan di Kalangan Pelajar, Ini yang Dilakukan Pemkot Semarang

Pemkot Semarang memiliki Rumah Duta Revolusi Mental untuk mencegah perundungan di sekolah.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rika irawati
PEXELS/MIKHAIL NILOV
ILUSTRASI perundungan atau bullying di sekolah. Pemkot Semarang membentuk Rumah Duta Revolusi Mental untuk mencegah aksi perundungan di sekolah. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menaruh perhatian terhadap maraknya kasus bullying atau perundungan yang terjadi di beberapa daerah di Jawa Tengah.

Pihaknya pun mengantisipasi agar kasus serupa tidak terjadi di ibu kota Jawa Tengah itu.

Ita, sapaannya, mengatakan, kasus perundungan sempat terjadi di Kota Semarang pada 2022 lalu.

Saat itu, siswa SMP menjadi korban perundungan di Alun-Alun Semarang.

Bahkan, berita tersebut sempat viral di media sosial.

Baca juga: KPAI Dampingi Kasus Perundungan Siswa di Cilacap, Pastikan Hak Anak Pelaku dan Korban Terpenuhi

Usai kejadian itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bergerak cepat melakukan berbagai upaya memperbaiki sistem di sekolah hingga pendampingan agar tidak sampai terjadi perundungan lagi.

"Di Kota Semarang, dulunya memang ada kasus, bahkan sampai viral. Namun, alhamdulillah, sekarang sudah tidak ada," kata Ita.

Menurutnya, fenomena bullying yang terjadi akhir-akhir ini karena pengaruh tontonan atau tayangan di media sosial. Anak-anak bisa saja meniru tayangan di media sosial.

"Karena sekarang eranya digital, mereka melihat film atau konten di gadget dan kemudian menirunya," ujar Ita.

Ita menjelaskan, Kota Semarang memiliki Rumah Duta Revolusi Mental (RDRM).

Tim ini berkeliling ke sekolah-sekolah di Kota Lumpia untuk melakukan sosialisasi dan pendampingan.

Baca juga: Daripada Tawuran, Anak Muda di Semarang Diajak Berolahraga Barstunt. Apa Keistimewaannya?

Pemkot Semarang juga memiliki program Geber Septi atau Gerakan Bersama (Sekolah Semarang Peduli dan Tanggap Bullying di Kota Semarang).

Pihaknya juga lebih masif mendorong proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di Kota Semarang.

"P5 ini yang harus dikuatkan. Karena, kalau siswa sudah disibukkan dengan banyak kegiatan positif, mereka akan lupa dengan hal-hal negatif," ujarnya.

Saat ini, lanjut dia, proyek P5 sudah bergulir di 60 sekolah dari SD, SMP, hingga SMA.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved