Berita Nasional

MK Tolak Gugatan Masa Berlaku SIM Seumur Hidup, Ini Alasan Harus Ada Perpanjangan secara Berkala

Harapa sejumlah pihak agar SIM berlaku seumur hidup, kandas setelah Mahkamah Konstitusi menolak gugatan soal masa berlaku SIM.

Editor: rika irawati
ISTIMEWA/Humas Polres Tegal Kota
ILUSTRASI. Seorang pemohon SIM C menjalani ujian praktik lintasan baru berbentuk huruf S di Polres Tegal Kota, Senin (7/8/2023). Mahkamah Konstitusi menolak gugatan permohonan masa berlaku SIM seumur hidup yang diajukan warga Madiun Jawa Timur, yang merasa perpanjangan SIM setiap lima tahun membuatnya rugi karena harus mengeluarkan biaya, tenaga dan waktu. 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Harapa sejumlah pihak agar Surat Izin Mengemudi (SIM) berlaku seumur hidup, kandas setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan soal masa berlaku SIM.

Keputusan ini disampaikan MK pada sidang yang berlangsung Kamis (14/9/2023).

"Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan seterusnya, amar putusan, mengadili, menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya," kata Ketua MK Anwar Usman membacakan putusannya di Gedung MK, Jakarta, dikutip dari YouTube Mahkamah Konstitusi, Kamis.

Baca juga: Pemohon SIM C Harus Tahu, Ada 4 Penilaian saat Mengikuti Ujian Praktik di Lintasan Baru. Ini Poinnya

Hakim Konstitusi Enny Nurbaningsih membeberkan alasan penolakan gugatan tersebut, yaitu dalil dari pemohon agar masa berlaku SIM sama dengan e-KTP tidak dapat disamakan.

Alasannya, SIM adalah dokumen yang hanya diwajibkan bagi orang yang mengemudikan kendaraan bermotor.

"Di mana, untuk mendapatkannya, calon pengemudi tersebut harus memiliki kompetensi dalam mengemudi sesuai dengan jenis SIM yang dimohonkan dan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan, seperti usia, kesehatan, serta lulus ujian praktik dan tertulis dalam mengemudi," jelas Enny.

Selain itu, SIM memiliki fungsi sebagai pendukung kegiatan penyelidikan, penyidikan, dan identifikasi forensik kepolisian.

Hal ini, kata Enny, semakin menegaskan perbedaan mendasar dari SIM dan e-KTP.

"Menurut Mahkamah, meskipun antara KTP-el dan SIM adalah sama-sama dokumen yang memuat mengenai identitas namun memiliki fungsi berbeda."

"Dalam hal ini, KTP-el adalah dokumen kependudukan yang kepemilikannya diwajibkan kepada semua Warga Negara Indonesia, sedangkan SIM merupakan dokumen surat izin dalam mengemudi kendaraan bermotor dan tidak semua warga Indonesia diwajibkan untuk memilikinya," jelasnya.

Baca juga: Tak Ada Lagi Akrobat! Jalur Angka 8 dan Zig Zag Praktik Ujian SIM Diganti, Berlaku Mulai 7 Agustus

Enny mengatakan, perbedaan lain antara SIM dan KTP adalah KTP tidak memerlukan evaluasi secara berkala.

Evaluasi e-KTP tersebut, imbuhnya, hanya dilakukan jika ada perubahan identitas, hilang, atau rusak.

"Maka, pemilik KTP-el memiliki kewajiban untuk melaporkan dan memperbaharuinya atau menggantinya," kata Enny.

Sementara, penggunaan SIM begitu dipengaruhi kondisi dan kompetensi seseorang yang berkaitan keselamatan dalam berlalu lintas.

Alhasil, Enny mengatakan, MK menilai perlu adanya evaluasi dalam penerbitan SIM.

"Sejauh ini, masa berlaku lima tahun tersebut dinilai cukup beralasan untuk melakukan evaluasi terhadap perubahan yang dapat terjadi pada pemegang SIM."

"Dalam batas penalaran yang wajar, kemungkinan terjadinya perubahan pada kondisi kesehatan jasmani dan rohani pemegang SIM dapat berpengaruh pada kompetensi atau keterampilan yang bersangkutan dalam mengemudi kendaraan bermotor," jelas Enny.

Selanjutnya, Enny mengatakan, kemampuan pengemudi juga memengaruhi bahwa yang bersangkutan masih layak atau tidak untuk memegang SIM.

Adapun kemampuan yang dimaksud, yaitu, penglihatan, pendengaran, fungsi gerak, kemampuan kognitif, psikomotorik, dan/atau kepribadian pemegang SIM.

"Terlebih, dalam rentang waktu lima tahun juga terbuka kemungkinan terjadinya perubahan pada identitas pemegang SIM seperti nama, wajah, alamat, dan bahkan sidik jari."

"Hal ini sejalan dengan kondisi masyarakat modern yang diantaranya ditandai oleh tingkat mobilitas sosial dan geografis yang tinggi sehingga dapat menyebabkan perubahan pada aspek-aspek identitas tersebut," jelas Enny.

Baca juga: Viral, Foto Polisi Jatuh Dinarasikan Gagal Ujian Praktik SIM di Sragen. Begini Kata Kapolres Piter

Kendati adanya penolakan, terjadi perbedaan alasan (concurring opinion) oleh hakim lain, yaitu Daniel Yusmic P. Foekh.

Daniel setuju dengan menolak gugatan pemohon tetapi ia menilai, perlu adanya evaluasi untuk pemegang SIM lansia.

"Saya berpendapat sama dengan mayoritas hakim konstitusi bahwa permohonan Pemohon tidak beralasan menurut hukum. Namun, ke depan, kepada pembentuk undang-undang, perlu dipertimbangkan adanya kebijakan afirmatif bagi kelompok usia lansia untuk diberikan SIM seumur hidup," ucapnya.

Gugatan terkait masa berlaku SIM ini diajukan oleh warga Madiun, Jawa Timur, bernama Arifin Purwanto.

Dalam permohonannya, Arifin menyebut bahwa masa berlaku SIM selama lima tahun tidak memiliki dasar hukum serta tolok ukur yang jelas.

Selain itu, dirinya menilai, perpanjangan SIM juga membuatnya rugi lantaran harus mengeluarkan biaya, tenaga, dan waktu untuk proses perpanjangannya. (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sah! MK Tolak Gugatan soal Masa Berlaku SIM, Tetap Harus Perpanjang 5 Tahun Sekali.

Baca juga: 7 Daerah di Jateng Rawan Konflik Tinggi saat Pemilu 2024, Kesbangpol Minta Warga Jaga Toleransi

Baca juga: Mayat di dalam Septic Tank Cilacap: Dianiaya, Diperkosa, dan Dibuang

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved