Berita Karanganyar

Gagal Take Off, Wisatawan Tabrak Paving dan Terluka saat Jajal Paralayang Segorogunung Karanganyar

Wisata paralayang di Bukit Segorogunung, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, dihentikan sementara setelah insiden penumpang terluka.

Penulis: Agus Iswadi | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/AGUS ISWADI
Seorang instruktur melakukan penerbangan di Bukit Paralayang Segorogunung, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Paralayang menjadi aerosport yang kini menarik wisatawan yang datang ke area wisata kebun teh di Kecamatan Ngargoyoso. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KARANGANYAR - Wisata paralayang di Bukit Segorogunung, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, dihentikan sementara setelah insiden penumpang gagal take off dan terluka.

Kejadian ini dipicu keberadaan paving dan bangunan di ujung landasan take off.

Informasi yang dihimpun, peristiwa itu terjadi pada 27 Juni 2023 sore.

Saat itu, wisatawan asal Jakarta, Ima Yuanita (36), bersama rombongan keluarga berkunjung ke kawasan wisata Paralayang Segorogunung.

Ima yang hendak menikmati pemandangan dari ketinggian ternyata gagal take off saat melakukan penerbangan tandem.

Ima menabrak paving blok bangunan di ujung landasan take off hinga membuat dia harus dirawat di rumah sakit.

Baca juga: Warga Protes! Lahan Perkebunan Teh di Kemuning Karanganyar Beralih Fungsi demi Pengembangan Wisata

Pengurus paralayang Segorogunung, Efendi Nur Ikhsan menyampaikan, insiden tersebut telah diselesaikan antara pengelola dan pihak keluarga.

Di sisi lain, pengelola juga telah memberikan santunan yang nilainya lebih dari yang ditentukan dalam klausul kesepakatan sebelum melakukan penerbangan.

"Kalau masalah kejadian, sebenarnya, itu sebuah kecelakaan. Prepare sudah sesuai standar, alat, angin, dan kru sudah standar. Korban juga bisa diajak kerjasama untuk bisa terbang," katanya saat dihubungi, Rabu (5/7/2023).

Dia menuturkan, kemungkinan, saat melakukan penerbangan tandem, ada insiden terpeleset sehingga menabrak bangunan berupa paving blok yang ada di ujung landasan.

Menurutnya, apabila di ujung landasan tersebut kondisinya berupa tanaman teh, seperti sebelum adanya bangunan, dampak terpeleset itu dimungkinkan tidak begitu parah.

Sebenarnya, Efendi mengungkapkan, pengelola paralayang telah berkoordinasi dengan kades setempat saat ada pembangunan di ujung landasan.

Pasalnya, landasan take off paralayang membutuhkan lokasi yang aman.

Dia berharap, insiden tersebut dapat menjadi evaluasi bersama demi keamanan penerbangan paralayang.

"Selanjutnya, kami menunggu perbaikan dulu. Kami menunggu benar-benar harus dibetulkan dulu supaya penerbangan aman."

"Selama tidak ada perubahan di bawah (ujung landasan), kami akan diam, tidak melakukan kegiatan (penerbangan)," ungkapnya.

Baca juga: Warga dan Pedagang di Kawasan Wisata Kemuning Sky Hills Minta Retribusi Rp10 Dihapus, Merugikan!

Dia menceritakan, bangunan yang berada di ujung landasan tersebut dibangun pada tahun lalu.

Sementara, bukit tersebut digunakan untuk kegiatan penerbangan paralayang sejak sekitar tahun 2004-2005.

Terpisah, Kades Segorogunung Tri Harjono mengatakan, bangunan berupa kamar mandi dan penjagaan di ujung landasan paralayang berdiri di lahan milik pengelola kebun teh.

Akan tetapi, lahan tersebut dikembangkan oleh pihak ketiga.

"Sebelum pembangunan sudah koordinasi dengan pengelola supaya tidak ada pohon dan bangunan yang lebih tinggi dari take off atau mengganggu penerbangannya," terangnya.

Pihaknya siap memfasilitasi antara pengelola paralayang dan pihak pengembang untuk mencari solusi terbaik guna keberlangsungan bersama. (*)

Baca juga: NOC Indonesia Buka Suara Soal World Beach Games 2023 Bali Batal: Anggaran Berbelit, Sponsor Mundur

Baca juga: Kendaraan Berklakson Telolet Dipastikan Tak Lolos Uji KIR, Dishub Solo: Tak Standar dan Membahayakan

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved