Digaji Besar dan Dijamin BPJS, Wasit Liga 1 dan Liga 2 Diminta Tak Main Mata dengan Mafia Bola

Erick juga memastikan akan memberi hukuman atau sanksi kepada wasit yang terbukti bermain mata.

Dia ingin, kritikan kepada wasit bisa berkurang, tidak seperti yang terjadi pada masa lalu.

Selama ini, wasit banyak dikritik karena dinilai tak becus dalam bekerja.

Bahkan, tak sedikit yang mengkritik wasit Liga 1 karena keputusannya dinilai tak tepat sehingga timbul isu-isu wasit match fixing dan lain sebagainya.

"Kalau mereka, alasan (gaji) tidak cukup lalu terima sampingan, sudah wajar boleh saya hukum, ini sudah di atas kuota rupanya," kata Erick Thohir.

"Liga 2, 14 kali tiup, ya mendekati."

"Nah, ini, saya rasa, bagian kami mempercayai wasit untuk bisa mandiri," lanjutnya.

Baca juga: WOW, Juara Liga 1 2023/2024 Bakal Diguyur Hadiah Rp5 Miliar. Subsidi Klub Bakal Lebih Kompetitif

Erick berharap, peningkatan kesejahteraan yang dilakukan bisa mencegah wasit terlibat perbuatan curan karena alasan pendapatan kurang.

"Dengan sering meniup maka pendapatan akan bertambah dan otomatis kesejahteraan naik sehingga akan sulit diintervensi," tutur Erick.

"Selain ini, kami juga memperhatikan hal-hal lain, seperti BPJS Ketenagakerjaan demi jaminan kesehatan dan rasa aman saat bertugas," kata mantan Presiden Inter Milan itu.

"Wasit akan kami jaga dan diperhatikan karena ini penting untuk mengurangi polemik yang terjadi di masa lalu."

Dengan begitu, PSSI berharap para wasit bisa amanah dalam memimpin setiap pertandingan nantinya. (*)

Artikel ini sudah tayang di Bolasport.com dengan judul "Wasit Liga 1 Diharapkan Amanah dan Bebas dari Kontroversial Godaan Mafia".