Berita Banyumas

Dikenal Unik! Begini Asal Usul Orang Banyumas dan Bahasa Ngapak Menurut Budayawan Ahmad Tohari

Banyumas menjadi wilayah di Jawa Tengah yang dikenal karena keunikannya dalam segi bahasa. Namun, bagaimana asal-usul warga dan bahasanya?

Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
Budayawan Ahmad Tohari saat ditemui di kediamannya di Desa Tinggarjaya, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, 15 Mei 2019. Dalam penutupan Dies Natalies ke-21 Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jateng, Minggu (28/5/2023) malam, Ahmad Tohari mengungkap asal usul warga Banyumas dan bahasa Jawa Banyumasan atau bahasa Ngapak. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Banyumas menjadi wilayah di Jawa Tengah yang dikenal karena keunikannya dalam segi bahasa.

Bahasa yang biasa disebut Jawa Banyumasan atau dikenal dengan istilah bahasa 'Ngapak' menjadi ciri khas.

Dialek ini digunakan dalam keseharian warga, bahkan tak hanya di Kabupaten Banyumas, tetapi juga Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.

Namun, tak banyak yang tahu tentang asal usul Banyumas dan bahasa Ngapak itu.

Menurut budayawan asli Banyumas, Ahmad Tohari, orang Banyumas awalnya berasal dari Kalimantan Timur (Kaltim).

"Menurut antroplog Van Der Meulen, ternyata, orang Banyumas berasal dari Kaltim. Mungkin banyak yang belum tahu, datang ke sini 1.000 tahun yang lalu," kata Tohari saat menyampaikan orasi kebudayaan dalam penutupan Dies Natalies ke-21 Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jateng, Minggu (28/5/2023) malam.

Baca juga: Komik Babad Banyumas Resmi Meluncur, Bupati Husein: Orang Jadi Lebih Mudah Memahami Sejarah Banyumas

Kemudian, kelompok masyarakat ini berkembang menjadi sub bangsa Jawa yang mempunyai ciri-ciri khusus dalam berbahasa.

Bahasa ini disebut dengan istilah bahasa "Ngapak" karena huruf K di akhir kata dilafalkan dengan tajam.

Selain itu, bahasa Banyumasan juga punya ciri-ciri didominasi dengan vokal A.

Ini berbeda dengan bahasa Jawa lain yang didominasi vokal O.

"Menurut peneliti, bahasa Banyumasan adalah kelanjutan dari bahasa Kawi atau bahasa Jawa kuno dan tidak punya kasta," ujar Tohari.

Seiring perkembangan zaman, bahasa Jawa mengalami perubahan dari vokal A menjadi O. Misalnya, kata "apa" menjadi "opo".

Perubahan itu, kata penulis novel Ronggeng Dukuh Paruk ini, dimulai saat Mataram berdiri pada abad ke-17.

Lantas, kenapa orang di wilayah Banyumas dan sekitarnya saat itu tetap mempertahankan bahasa "Ngapak"?

Pertama, karena karena masih menyisakan tradisi Buddha yang tanpa kasta.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved