Berita Boyolali

Pengantin Perempuan di Boyolali Tak Muncul di Acara Ngunduh Mantu, Ternyata Keracunan Makanan

Pesta pernikahan warga Banaran, Kabupaten Boyolali, berubah jadi duka. Pengantin perempuan dan keluarga mengalami keracunan makanan.

Editor: rika irawati
PEXELS/SORA SHIMAZAKI
Ilustrasi sakit perut akibat keracunan makanan. Sedikitnya 77 warga di Banaran, Kabupaten Boyolali, mengalami gejala keracunan makanan usai resepsi pernikahan, Minggu (26/2/2023). Satu di antaranya harus menjalani rawat inap di fasilitas kesehatan. 

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Pesta pernikahan warga Banaran, Kabupaten Boyolali, berubah jadi duka.

Pengantin perempuan, kerabat, tetangga, serta tamu undangan, mengalami keracunan diduga dari makanan yang mereka konsumsi.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali mencatat, setidaknya ada 77 orang yang menunjukkan gejala keracunan makanan.

Peristiwa ini terjadi pada Minggu (26/2/2023).

Akibat kejadian ini, acara ngunduh mantu yang sedianya digelar di rumah pengantin pria, batal digelar.

Baca juga: Kasus 26 Siswa SDN 2 Mejobo Kudus Keracunan Jajanan: Maklor dan Jasuke Terbukti Mengandung Bakteri

Baca juga: 9 Warga Jogonalan Klaten Mual Muntah Usai Syukuran Rumah Baru, Diduga Keracunan Lontong Opor Ayam

Kondisi mempelai wanita, DF, sempat menggegerkan keluarga.

Sebab, dia tak kunjung keluar rumah ketika akan diboyong ke rumah mempelai laki-laki di Desa Candigatak, Kecamatan Cepogo.

"Iya, iya (pengantin perempuan) ikut keracunan," kata Kapolsek Boyolali AKP Joko Winarno, Senin (27/2/2023), dikutip dari TribunSolo.com.

Hal itu diketahui setelah Joko mendapat informasi dari banyaknya pengiring yang tak jadi ikut acara ngunduh mantu.

Sebab, jelang keberangkatan ke rumah mempelai laki-laki, banyak pengiring yang batal mengiringi acara karena mengeluhkan kondisi tubuhnya.

"Sampai pengantinya pun, jam setengah 8 itu (tak keluar). Harusnya, sudah kami jadwalkan (berangkat) ke lokasi (pengantin) laki-laki. Tapi, yang perempuan itu, gimana ya bahasane, gemeter (menggigil) gitu lah," jelasnya.

Kejadian ini juga mendapat perhatian Dinkes Boyolali.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali Puji Astuti mengatakan, pihaknya langsung mengambil tindakan cepat pascalaporan keracunan makanan ini.

Selain melakukan pemeriksaan dan pengobatan, pihaknya juga telah mengambil seluruh sampel makanan yang dihidangkan dalam hajatan itu.

Ada delapan jenis makanan yang diambil sampelnya untuk dikirim ke laboratorium.

Baca juga: Terbujuk Rayuan Sales Alat Masak Micro Cooker, 8 Guru SMK di Boyolali Rugi Rp9,6 Juta

Baca juga: Prasasti Bahasa Sansekerta Abad 9 Ditemukan di Situs Kragilan Boyolali, Bercerita Pemujaan Dewa Siwa

Sementara, bahan dan makanan yang mendapat perhatian petugas adalah sambal goreng ati, terik daging, sop dengan isian ayam, jamur putih, wortel, kuah sop, daging ayam.

Kemudian, roti, kacang mete, sosis, es puter, dan krupuk.

"Kami juga mengambil sampel air yang digunakan untuk memasak," kata Puji.

Hingga Senin, pihaknya belum bisa memastikan bahan atau makanan apa yang menyebabkan warga mengalami gejala kereacunan makanan, berupa mual, muntah, dan diare itu.

Hasil pendataan Dinkes Boyolali, jumlah penderita sementara ada 77 orang dengan gejala keracunan itu.

Satu di antaranya harus menjalani rawat inap.

"Data di lapangan, jumlah undangan ada 250 orang. Terdiri dari tamu besan, yakni 100 orang, warga Candigatak RT 10 RW 03, Cepogo, dan pihak keluarga, 100 orang, serta rewangan," ujar Puji. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Dugaan Keracunan Massal di Banaran Boyolali, Dinkes Ambil 8 Sampel Makanan: Satu Orang Opname.

Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini, Selasa 28 Februari 2023: Belum Bergeser

Baca juga: Terungkap! Pengeroyokan Pemotor di Wonosobo hingga Tewas, Dipicu Saling Melotot dan Umpatan Korban

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved