Gempa Turki

Turki dalam Keadaan Darurat: Terjadi Bentrok dan Penjarahan akibat Stok Makanan Menipis Pascagempa

Keamanan Turki pasca-gempa bumi yang terjadi Senin (6/2/2023) pagi, memburuk. Bentrok dan penjarahan terjadi seiring dengan menipisnya bahan makanan.

Editor: rika irawati
AFP/ADEM ALTAN
Tim penyelamat dan warga sipil mencari korban selamat di bawah puing-puing bangunan yang runtuh di Kahramanmaras, dekat pusat gempa, Selasa (7/2/2023). Hingga Minggu (12/2/2023), gempa berkekuatan 7,8 skala Richter yang terjadi Senin (6/2/2023) pagi itu menewaskan lebih dari 28.000 orang di Turki dan Suriah. 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Keamanan Turki pasca-gempa bumi yang terjadi Senin (6/2/2023) pagi, memburuk.

Bentrok dan penjarahan terjadi seiring dengan menipisnya bahan makanan.

Bahkan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan keadaan darurat untuk negaranya.

Erdogan pun berjanji menindak tegas para penjarah.

"Kami telah menyatakan keadaan darurat," katanya saat berkunjung ke zona bencana, dikutip dari Al Jazeera.

"Artinya, mulai saat ini, orang-orang yang terlibat penjarahan atau penculikan, harus tahu bahwa tangan tegas negara ada di belakang mereka," katanya.

Baca juga: Ahli Geologi Ungkap Penyebab Banyak Bangunan Luluh Lantak akibat Gempa Turki-Suriah

Baca juga: 20.000 Orang Diperkirakan Telah Tewas Akibat Gempa Turki dan Suriah

Seorang penduduk mengatakan dia menyaksikan penjarahan pada hari-hari pertama setelah gempa Senin, sebelum meninggalkan kota menuju desa.

"Orang-orang menghancurkan jendela dan pagar toko dan mobil," kata Mehmet Bok (26) yang sekarang kembali ke Antakya dan mencari rekan kerja di gedung runtuh.

Sejumlah 48 penjarah telah ditangkap oleh otoritas Turki.

Para tersangka ditahan di delapan provinsi berbeda sebagai bagian dari penyelidikan penjarahan.

Pada hari Sabtu (11/2/2023), dua kelompok penyelamat dan bantuan Jerman menghentikan operasi dengan alasan masalah keamanan di tengah laporan tembakan.

Tim Austria juga sempat menangguhkan pekerjaan sebelum melanjutkan.

Seorang juru bicara militer Austria mengatakan, bentrokan terjadi pada Sabtu pagi.

Bentrokan ini terjadi antara kelompok tak dikenal di provinsi Hatay.

Akibatnya, puluhan personel dari Unit Penanggulangan Bencana Pasukan Austria mencari perlindungan di sebuah base camp dengan organisasi internasional lain.

"Ada peningkatan agresi antar faksi di Turki," kata Letnan Kolonel Pierre Kugelweis dalam sebuah pernyataan, dikutip dari BBC Internasional.

"Peluang menyelamatkan nyawa tidak memiliki hubungan yang masuk akal dengan risiko keselamatan," lanjutnya.

Beberapa jam setelah Austria menghentikan upaya penyelamatan, Kementerian Pertahanan Turki mengatakan bahwa tentara Turki telah turun tangan untuk memberikan perlindungan sehingga operasi penyelamatan dilanjutkan.

Tim penyelamat Jerman mengatakan, mereka akan melanjutkan pekerjaan segera setelah pihak berwenang Turki menganggap situasi aman.

Korban Tewas Terus Bertambah

Sementara, korban tewas akibat gempa ini terus bertambah.

Dikutip dari BBC dan CNN Internasional, hasil perhitungan pada Minggu (12/2/2023), jumlah korban tewas mencapai lebih dari 28 ribu orang, baik di Turki maupun Suriah.

Di Turki, tercatat 24.617 orang meninggal dunia.

Sementara itu, di Suriah, tercatat 3.575 orang meninggal dunia.

Baca juga: KBRI Ankara Evakuasi 123 WNI Terdampak Gempa Turki: 2 Terapis Spa Masih Dicari

Baca juga: Bertahan 30 Jam di Bawah Reruntuhan Apartemen akibat Gempa Turki, Ibu dan Bayi Berhasil Diselamatkan

Tim penyelamat masih melakukan evakuasi di reruntuhan bangunan.

Pada pencarian ke-135 jam pasca-gempa, masih ditemukan korban selamat, dikutip dari Al Jazeera.

Pada jam ke-132, seorang balita diselamatkan dan beberapa jam sebelumnya, seorang pria dan wanita diselamatkan hidup-hidup.

Selain itu, pemerintah berencana membuka kembali bandara di kota itu dalam waktu 24 jam meski landasan pacu bandara rusak parah.

Pemerintah setempat berencana menggunakan aspal untuk perbaikan sementara.

Perbaikan bandara akan sangat penting untuk penerbangan bantuan karena kebutuhan bantuan sangat mendesak. (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Update Gempa Turki dan Suriah: Lebih dari 28.000 Orang Tewas, Penjarahan Meluas di Kota.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved