Berita Semarang

367 Sapi di Kota Semarang Positif LSD. Dispertan Terapkan PPKM bagi Ternak

Sebanyak 367 sapi di Kota Semarang positif terpapar Lumpy Skin Disease (LSD).

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/EKA YULIANTI FAJLIN
Kepala Dispertan Kota Semarang Hernowo Budi Luhur saat ditemui di kantornya, Kamis (29/4/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Sebanyak 367 sapi di Kota Semarang positif terpapar Lumpy Skin Disease (LSD). LSD merupakan penyakit hewan yang disebabkan oleh virus pox.

Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Semarang Hernowo Budi Luhur mengatakan, saat ini, upaya pengendalian dilakukan mulai dari pemberian vaksin hingga penerapan biosecurity di kandang ternak.

Penerapan biosecurity akan terus dilakukan bahkan jika diperlukan, Dispertan akan memberlakukan pembatasan peredaran daging sapi dari wilayah yang terdapat kasus LSD.

"PMK (penyakit mulut dan kuku) belum selesai, sekarang ada LSD yang juga menyerang sapi. Kami sudah lakukan upaya preventif sejak pertama kali ditemukan."

"Balai Besar Veteriner (BBVet) juga telah melakukan penanganan secara serius terhadap ternak yang terpapar," terang Hernowo, Minggu (29/1/2023).

Baca juga: Sapi Ternak di Kabupaten Semarang Mulai Terserang LSD, Kulit Berbenjol. Menular!

Baca juga: Mengapa Penyakit LSD pada Sapi Sangat Berbahaya? Ini yang Harus Dilakukan Peternak

Menurutnya, kasus LSD di ibu kota Jawa Tengah saat ini merupakan gelombang kedua.

Kasus LSD pertama kali ditemukan oleh BBVet. Kasus ini ditemukan dari sapi yang berasal dari Kabupaten Kendal yang masuk ke Kota Semarang.

Dia mengingatkan para pedagang sapi agar berhati-hati dan memastikan ternak yang masuk ke Kota Lunpia adalah ternak yang sehat.

Biasanya, sapi-sapi di Kota Semarang berasal dari Boyolali, Grobogan, dan Blora. Adapun sapi lokal berasal dari Mijen dan Gunungpati.

"Kami kembali menerapkan PPKM bagi ternak. Vaksin sudah kami dilakukan dan efektivitasnya cukup bagus, asal peternak melakukan biosecurity dan melakukan vaksinasi semoga bisa teratasi," harapnya.

Baca juga: Mobil Dinas Pelat Merah Terguling di Tol Semarang-Batang, Milik Pemprov Jateng

Baca juga: Dinkes Kota Semarang Larang Jajanan Mengandung Nitrogen: Bisa Ganggu Saluran Pernapasan

Hernowo mengatakan, sapi yang terpapar LSD memiliki ciri-ciri, terdapat bintik-bintik di kulit hingga ke bagian kaki. Meski begitu, pada beberapa ternak yang terpapar LSD, bintik-bintik tersebut tidak terlalu nampak.

Penyakit LSD ini tidak akan menular ke manusia. Penularan hanya ke sesama ternak melalui perantara lalat atau kontak fisik langsung antar ternak.

LSD mudah menyerang hewan ternak yang memiliki imunitas rendah dan kebersihan kandang tidak terjaga baik.

"Memang tidak menular ke manusia tapi dagingnya tidak layak konsumsi. Sebenarnya, kalau dimasak secara benar, memang bisa tapi bentuk daging tidak mulus. Kalau sapi sudah sembuh, daging boleh dikonsumsi," jelasnya. (*)

Baca juga: Lomba Adu Cepat Ban Pelajar SD Meriahkan HUT RSUD Ajibarang Banyumas, Dukungan Ibu-ibu Ikut Dinilai

Baca juga: Truk Tangki BBM Terguling di Tayem Timur Cilacap, Evakuasi Butuh Waktu Lebih dari 8 Jam

Baca juga: Seorang Ibu Melahirkan di Pos 3 Pendakian Gunung Slamet Purbalingga, Polisi Pastikan Bukan Pendaki

Baca juga: 136 Anggota Organisasi Pecinta Alam Bentuk Aliansi Relawan Kebencanaan di Purbalingga

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved