Berita Banyumas
Warga Kalisalak Banyumas Resah, Proyek Penyaluran Air Bersih Gunung Slamet Bikin Longsor
Proyek saluran air bersih di kawasan hutan lindung di kaki Gunung Slamet membuat warga di Desa Kalisalak, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, resah.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Proyek saluran air bersih di kawasan hutan lindung di kaki Gunung Slamet membuat warga di Desa Kalisalak, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, resah.
Warga khawatir tak kebagian air bersih lantaran proyek penyedotan air untuk wilayah Kabupaten Pemalang itu.
Selain itu, proyek ini juga dididuga memicu longsor yang terjadi di lereng gunung.
"Banyak warga yang resah karena merasa tidak ada pemberitahuan sebelumnya, dikiranya dari desa sudah mengeluarkan surat izin."
"Jadi, saya sampaikan, belum ada surat izin, baik secara lisan maupun tulisan."
"Begitupun ke kecamatan dan Perhutani, sama saja, belum izin," ujar Kepala Desa Kalisalak Mahmud, kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (12/10/2022).
Baca juga: Nostalgia di Balai Paras Purwokerto Banyumas, Pernah Cukur 985 Orang Sehari Sebelum Tren Barber Shop
Baca juga: Niat Menyensus Warga di Sibrama Banyumas, Petugas Malah Kena Bacok di Kepala
Mahmud mengatakan, keresahan warga muncul karena air yang dialirkan menggunakan pipa-pipa itu diambil dari mata air yang mengarah ke Sungai Logawa.
"Ambilnya bukan langsung ke Sungai Logawa tapi yang diambil itu alurnya tetap mengarah ke Sungai Logawa," imbuhnya.
Proyek pembangunan tersebut berada di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Terkait proyek ini, Mahmud dan warga sempat mengecek ke lokasi.
Saat itu, mereka juga mendapati adanya longsor yang cukup luas di dekat area pipa.
Namun, Mahmud belum tahu persis luasa longsor.
"Dari lokasi saya berdiri sampai bawah, (longsoran) itu tidak terlihat karena tertutup kabut dan begitu jauhnya."
"Berarti, panjang banget. Bisa saja (luas longsor mencapai) hektaran karena ujung atasnya juga tidak terlihat," terangnya.
Baca juga: Pendaftar Panwascam di Kabupaten Banyumas Tembus 1.028 Orang untuk Pemilu 2024
Baca juga: Tak Dinyana, Pisau Produk Pandai Besi di Banyumas Disukai Chef Profesional, Berstandar Internasional
Rencananya, ia bersama Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur akan kembali melakukan tinjauan ke lokasi.
"Informasi dari Perhutani, pekerjaan ini belum ada izin dan pemberitahuan sama sekali ke Perhutani."
"Yang wilayah timur, masuk Desa Ketenger memang sudah (izin)."
"Tapi, untuk wilayah barat, saat ini belum ada izin sama sekali," jelasnya.
Humas Perhutani KPH Banyumas Timur Rahman mengatakan, akan meninjau hutan Gunung Slamet.
Terutama, daerah yang rusak karena longsoran diduga akibat proyek pembangunan jaringan pipa air bersih, dalam waktu dekat.
"Pak Asper sudah membuat laporan ke Administratur KPH Banyumas Timur dan rencananya akan ada pemeriksaan lokasi bersama Forkompimcam Kedungbanteng," terangnya. (*)
Baca juga: Kantongi Video Detik-detik Tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM: Gas Air Mata Pertama ke Tribun Selatan
Baca juga: Komnas HAM Soal Tragedi Kanjuruhan: Panpel Cetak 43 Ribu Tiket sementara Kapasitas Stadion 38 Ribu
Baca juga: 6 Anak di Kudus Meninggal Akibat DBD, Dinkes Minta Orangtua Meningkatkan Kewaspadaan
Baca juga: Sementara Masih Belajar di Ruko, SMK Negeri 1 Karangjambu Purbalingga Bakal Direlokasi