Kuliner Banjarnegara

Dawet Ayu Hj Munardjo, Minuman Top Kebanggaan Banjarnegara

Bagi yang tinggal di Banjarnegara, pasti sudah tidak asing dengan dawet ayu. Dawet ayu banyak ditemui di Banjanegara tempat dimana minuman ini berasal

Penulis: Andra Prabasari | Editor: Pujiono JS
GOOGLE REVIEW(dita)
Dawet Ayu milik Haji Munarjo yang menjadi kebanggaan Banjarnegara 

TRIBUNBANYUMAS.COM- Bagi yang tinggal di Banjarnegara, pasti sudah tidak asing dengan dawet ayu. Dawet ayu banyak ditemui di Banjanegara tempat dimana minuman ini berasal.

Namun jika ingin mencicipi dawet ayu yang legendaris dan masih eksis, Anda harus berkunjung ke warung Dawet Ayu Hj Munardjo.

Baca juga: Arung Jeram Sungai Serayu di Banjarnegara, Tips dan Harga Paket yang Tersedia

Baca juga: Manisan Carica Khas Banjarnegara Bisa Dibuat di Rumah, Ini Resepnya

Baca juga: Mengulik Asal Usul Dawet Ayu Khas Banjarnegara dan Cara Pembuatannya

Dilansir dari laman Youtube Espegabara warung ini telah dirawat oleh tiga generasi.

Diawali dari pasangan Manuarji dan Marfungah, lalu diteruskan anak kedua mereka yang bernama Siti Hamidah, kini dikelola oleh anak dari Hamidah.

Jadi sudah tiga generasi yang meneruskan minuman yang telah menjadi identitas Banjarnegara.

Sejarah warung Hj Munarjo

Pak Munardjosudah berjualan dawet dari tahun 1938, saat itu usianya masih 15 tahun, ia sudah berjualan dawet secara bekeliling dari desa ke desa dengan membawa pikulan.

“Bapak sudah jualan sejak tahun 1938 dan tahun 1973 sudah membuka toko di jalan veteran. Saya bangga dengan bapak karena orangnya ulet, rajin ibadah, tanggung jawab sehingga dapat menghidupi kami anak cucunya,” ungkap anak pertama Munardjo, Siti Hapsoh.

Pengunjung sedang menikmati dawet ayu khas Banjarnegara
Pengunjung sedang menikmati dawet ayu khas Banjarnegara (GOOGLE REVIEW/akmal basinda)

Siti juga bercerita kalau ayah nya mendapatkan ide jualan karena paman Siti yang menuntun Munardjo untuk belajar resep membuat dawet.

Dilansir dari Kemenpraf, pada tahun 2019 Dawet Ayu Hj Munardjo masuk ke dalam daftar Top 10 kuliner Banjarnegara versi Pesona Indonesia. Selain sejarahnya yang panjang, warung ini dapat terus bertahan karena mempertahankan kualitas rasa.

Menurut Siti Hapsoh demi menjaga kualitas minuman ini, gulanya diambil langsung dari petani di desa. Cendolnya juga dibuat dari pandan asli tanpa pewarna. Santan yang digunakan juga tidak pernah disimpan lama-lama.

Upaya untuk menjaga warisan rasa yang sudah berpuluh tahun terus dirawat oleh anak dan keturunan pendirinya.

Munardjo dan istrinya Marfungah kini sudah meninggal, namun namanya masih terus dikenang selama warung ini berdiri.

Munardjo meninggal pada tahun 1991, sementara istrinya bersama anaknya melanjutkan usaha yang dirintis suaminya sejak muda. Kemudian pada 2022 Marfungah meninggal pada usia 94 tahun.

Sekilas tampak spanduk di depan kiosnya terdapat tulisan 1945, namun angka tersebut merupakan penegasan usia tua penanda legendaris, padahal pendiri warung ini dimulai beberapa tahun sebelum itu.

Waruing ini terletak di Jalan M.T. Haryono No.12-22, Krandegan, Kecamatan Banjarnegara, Jawa Tengah.

Sempat menolak paten

Karena kepopulerannya, warung dawet ini menjadi sangat terkenal.

Banyak yang memberi saran agar pemiliknya mematenkan nama dawet ayu, termasuk dari saudara-saudara nya.

Cara ini dilakukan agar nama besar itu lebih melekat pada dagangan milik Munardjo.

Namun Munardjo menolak keras untuk mematenkan nama dawet ayu, karena menurutnya bisa menutup rejeki orang untuk berjualan dawet.

“Bapak bilang semua orang butuh rezeki, kalau dipatenkan nanti menutup peluang usaha banyak orang kecil,” ujar Siti Hapsoh.

Tak sungkan untuk membagi resep

Dikenal sebagai pelopor dawet ayu membuat rumah Munardjo kerap didatangi orang yang hendak memulai usaha minuman ini.

Munardjo pun terbuka kepada siapa pun yang ingin belajar membuat dawet, bahkan memberikan contoh dan resep dari dawet ayu miliknya. 

Grobak Dawet Ayu Hj. Munarjo
Grobak Dawet Ayu Hj. Munarjo (GOOGLE REVIEW(talita))

Bagi Siti Hapsoh dengan cara ini, usaha yang orang tuanya dirikan dapat bertahan higga saat ini, meski penjual dawet lain berkembang dan lebih besar dari milik mereka. 

"Kami memang tidak membuka cabang, karena tenaganya sudah cukup dan dengan satu warung bisa menjadi sumber untuk menyambung hidup," lanjut Siti. 

Dawet Ayu Hj Munardjo tetap mempertahankan cita rasa sejak awal pendiriannya, hal ini diungkapkan oleh beberapa pelangan yang pernah menjajal minuman khas Banjarnegara.

"Dawet Ayu Asli Banjarnegara ya di sini tempatnya, Es Dawet Ayu Asli Hajah Munardjo, meski sudah tiga generasi cita rasa dan kesegaran dawetnya sangatlah menggoda selera, mantap,dan  tanpa pengawetan makanan apapun. Berkunjung ke Banjarnegara terasa lengkap dan sempatkanlah menikmati Dawet Ayu Asli Hajah Munarjo segar dan nikmat luar biasa," ungkap Akmal Basinda. 

Adapula pembeli yang sudah berlangganan dengan warung ini sejak kecil.

"Setiap ke Banjarnegara, diusahakan untuk datang ke sini. Dari jaman masih SD sampe sekarang udah gede, selalu langganan minum dawet di sini. Dawetnya kecil-kecil lembut jadi enak buat langsung ditelan. Tekstur cairannya kental, enak," ungkap Dewi. 

Dawet Ayu Munardjo terus mempertahankan cita rasa sejak awal berdiri. Minuman ini merupakan kebanggaan Kota Banjarnegara, karena pada tahun 2020 dinobatkan sebagai minuman tradisional paling populer di Indonesia.

ADR

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved