Tips Kesehatan
Lesti Kejora Ajukan Visum sebagai Bukti KDRT, Begini Prosedur Melakukan Visum
Bagi korban kekerasan seksual maupun kekerasan fisik, mendapatkan keadilan merupakan salah satu cara untuk memulihkan diri secara emosional
Penulis: Andra Prabasari | Editor: Pujiono JS
Salah satu prosedur yang dilakukan ketika visum berlangsung adalah memeriksa kondisi kesehatan secara umum saat korban tiba di layanan kesehatan.
Sebagai contoh, apakah korban datang dalam keadadaan sadar, bingung, panik, atau gelisah. Bila korban mengalami luka berat atau kondisi mental yang tak terkendali petugas wajib memberi pertolongan. Hal ini dilakukan sebelum melanjutkan visum, agar pemeriksaan lancar.
2. Pemeriksaan fisik
Setelah itu, visum akan berlanjut dengan menjalani pemeriksaan menyeluruh, seperti:
- Tekanan darah
- Denyut nadi
- Bukti tindak kekerasan
- Penularan infeksi penyakit kelamin, hingga
- Luka yang tampak pada bagian luar tubuh.
Jika korban kekerasan seksual berjenis kelamin perempuan, bisa meminta dokter atau petugas medis perempuan, biasanya korban ditanya kronologis kejadian sesuai dengan kesaksian korban.
Uraian tes tentang letak, ukuran, sifat, dan derajat luka yang ditemukan akan dicatat dan dianalisis lebih lanjut oleh dokter.
3. Pemeriksaan internal
Bila diperlukan, biasanya dokter memeriksa luka bagian dalam, hal ini biasanya dicuriga bila ada cedera pada bagian dalam seperti patah tulang atau kehamilan.
Jenis pemeriksaan ini biasanya dilakukan seperti rontgen atau USG.
4. Analisis forensik