Konflik Rusia Ukraina
Ratusan Demonstran di Rusia Ditangkap Akibat Menentang Mobilisasi Warga untuk Berperang
Lebih dari 730 orang ditahan di seluruh Rusia dalam protes menentang perintah mobilisasi pada Sabtu (24/9/2022)
Penulis: Andra Prabasari | Editor: Pujiono JS
TRIBUNBANYUMAS.COM, MOSKOW- Lebih dari 730 orang ditahan di seluruh Rusia dalam protes menentang perintah mobilisasi pada Sabtu (24/9/2022), kata sebuah kelompok hak asasi, dikutip dari Aljazeera.com (26/9/22).
Aksi demonstrasi terus terjadi, tiga hari setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi terbatas.
Baca juga: Dubes Rusia Pastikan Putin Datang Langsung ke Indonesia pada KTT G20
Baca juga: Putin Percepat UU Baru Berisi Jaminan Kekebalan Hukum dan Tunjangan Seumur Hidup bagi Dia
Baca juga: Warga Rusia Berbondong-bondong Tinggalkan Negaranya untuk Menolak Mobilisasi Perang
Polisi Rusia telah membubarkan aksi protes damai ini dan menangkap ratusan orang, termasuk beberapa anak-anak.
Dalam peristiwa ini Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengelurakan statment bahwa,“Rusia mengirim rakyatnya ke kematian.”
Menurut informasi OVD Info, Polisi menahan hampir 750 orang, 370 diantaranya terjadi di Moskow, sedangkan 150 orang di St Petersburg, dan beberapa orang yang ditangkap adalah anak di bawah umur.
Aksi protes ini meledak dalam beberapa jam pada hari Rabu setelah Presiden Rusia Putin mengumumkan panggilan 300.000 tentara cadangan sebagai langkah untuk meningkatkan pasukannya berperang di Ukraina setelah militer Rusia mengalami kemunduran di medan perang.
Polisi dikerahkan di kota yang akan menggelar aksi protes oleh kelompok oposisi Vesna dan polisi sudah menangkap aktivis demo yaitu Alexey Navalny.
Baca juga: Empat Wilayah Ukraina Menyatakan Merdeka, Siap Gelar Referendum Gabung Rusia
Baca juga: Ukraina Unggul dalam Peperangan, Rusia Tawarkan Referendum di Wilayah yang Telah Dikuasai
Baca juga: Dukung Ukraina, Ben Stiller dan Sean Penn Dilarang Berkunjung ke Rusia
Dengan cepat polisi menagkap demonstran tersebut sebelum kelompok tersebut mengadakan protes.
Presiden Ukraina, dalam pidatonya meminta pasukan tentara Rusia untuk menyerah.
“Mereka (para domonstran) diperlakukan dengan cara tidak beradab, segeralah menyerah,” katanya.
Komentar itu muncul hanya beberapa jam setelah Rusia mengesahkan undang-undang yang memperketat hukuman bagi mereka yang melarikan diri dari panggilan wajib militer hingga 10 tahun penjara.
Undang-undang tersebut juga sudah disahkan pada hari Sabtu, dituliskan bahwa orang asing pun juga bisa mendaftar sebagai tentara Rusia, setidaknya sudah tinggal di Rusia selama satu tahun dan bersedia tinggal selama 5 tahun.
Rusia secara resmi menghitung terdapat jutaan wajib militer sebagai cadangan yang sebagian besar adalah laki-laki usia dan “mobilisasi parsial” tidak memberikan kriteria siapa yang akan dipanggil.
Bahkan laki-laki tanpa pengalaman militer dan sudah melewati usia wajib militer menerima surat penggilan.
Baca juga: Rusia Siap Teken Perjanjian Damai Namun Ragukan Niat Ukraina
Baca juga: Puluhan Mayat Warga Sipil Ditemukan di Bucha Ukraina, Diduga Korban Pembantaian Tentara Rusia
Baca juga: Ukraina Klaim Telah Merebut Lagi Semua Daerah di Sekitar Kiev, Pasukan Rusia Mulai Menarik Diri
Hal tersebut semakin menambah kemarahan publik hingga mereka melakukan aksi protes anti perang.