Berita Purbalingga

Pelatihan Menjahit di BLK Purbalingga Membuka Jalan bagi Gadis asal Selakamba Jadi Desainer Terkenal

Jalan Siswati, gadis asal Gembrungan, Desa Selakamba, Kecamatan Kilogondang, Purbalingga, menjadi desainer terkemuka, mulai terbuka.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
ISTIMEWA/Dok Siswati
Siswati diapit dua model yang memperagakan karyanya dalam satu lomba. Warga Dusun Gembrungan, Desa Selakamba, Kecamatan Kilogondang, Kabupaten Purbalingga, itu mulai tertarik terjun di dunia desain pakaian setelah mengikuti pelatihan menjahit dari BLK Purbalingga. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Jalan Siswati, gadis lajang dari Dusun Gembrungan, Desa Selakamba, Kecamatan Kilogondang, Kabupaten Purbalingga, menjadi desainer terkemuka, mulai terbuka setelah menjuarai berbagai kontes.

Siapa sangka, cita-cita menjadi desainer terkenal itu berawal dari pelatihan menjahit yang diselenggarakan Balai Latihan Kerja (BLK) Purbalingga pada 2019.

Sekeluar dari pelatihan tersebut, Siswati rajin mengikuti beragam lomba desain.

Yang membanggakan, dia langsung menjuarai beberapa kategori.

Pada 2019, misalnya, dia menjuarai lomba desain batik dengan mengusung motif wayang suket dalam Festival Lenggak-lenggok.

Baca juga: Hanya 2 Jenama dari Indonesia yang Diundang Resmi Paris Fashion Week 2022, Satu dari Purbalingga

Baca juga: Keren! Warga Slawi Tegal Produksi Ecoprint di Kain hingga Tas, Peminat Datang dari Paris

Kemudian, pada 2021, dia mengikuti kompetisi desainer di Jakarta, Solo, dan Semarang.

Dalam kejuaraan desain nasional di Solo, dia masuk 20 besar. Sementara, di Semarang, dia berhasil menyabet Juara 1 dan Juara 3.

"Pekan depan, saya akan mengikuti pelatihan desainer lanjutan karena masuk 20 besar (acara) di Solo yang diselenggarakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan," ujarnya dalam rilis, Senin (22/8/2022).

Bukan hadiah yang dicari Siswati. Menurutnya, membangun jaringan dan tukar pikiran dengan desainer lain dari berbagai daerah di Indonesia, menjadi tujuan utama.

Siswati menuturkan, perjalanannya mendesain pakaian dimulai setelah mengikuti pelatihan menjahit dari BLK Purbalingga.

Pelatihan itu berlangsung selama satu bulan.

Selepas dari BLK Purbalingga, dia melanjutkan belajar di Lembaga Pendidikan Ketrampilan (LPK) Kalikajar selama 1 bulan.

"Ternyata, dunia desainer sangat menarik. Kemudian, di tahun yang sama, saya ikut pelatihan fashion desainer di BLK Semarang selama 3 bulan."

"Sementara, untuk ikut pelatihan nasional, harus lolos seleksi yang diikuti peserta dari seluruh Indonesia."

"Pelatihan dibiayai oleh Kementerian Ketenagakerjaan RI," ujarnya.

Baca juga: Warga Blater Purbalingga Dapat Cuan dari Budi Daya Magot, Sebulan Bisa Kantongi Rp 15 Juta

Baca juga: Penonton Histeris, Denny Caknan Hibur Warga Purbalingga di Konser Kemerdekaan

Setleah menjadi juara lomba desainer 2019, Siswati tak langsung membuka oderan pakaian.

Dia masih menjadikan dunia desain pakaian sebagai sambilan di sela sebagai kasir di Toko Kurnia Plastik Purbalingga.

Siswati baru fokus membuka orderan desain pakaian pada 2021, setelah dia mundur dari pekerjaan.

Saat ini, Siswati dibantu dua karyawan pria yang merupakan kerabat.

"Ternyata, laki-laki mempunyai kesabaran dan keuletan dalam menjahit baju."

"Untuk desain, pola, dan memotong kain, saya lakukan sendiri," katanya.

Ditanya soal tarif, Siswati mengatakan, tergantung desain dan kerumitan pakaian yang dikerjakan.

Biasanya, dia mematok tarif antara Rp 350 ribu-Rp 1 juta.

Siswati dan seorang karyawan mengerjakan desain pakaian di rumahnya di Dusun Gembrungan, Desa Selakamba, Kecamatan Kilogondang, Kabupaten Purbalingga, Selasa (16/8/2022). Siswati mulai tertarik terjun di dunia desain pakaian setelah mengikuti pelatihan menjahit dari BLK Purbalingga.
Siswati dan seorang karyawan mengerjakan desain pakaian di rumahnya di Dusun Gembrungan, Desa Selakamba, Kecamatan Kilogondang, Kabupaten Purbalingga, Selasa (16/8/2022). Siswati mulai tertarik terjun di dunia desain pakaian setelah mengikuti pelatihan menjahit dari BLK Purbalingga. (ISTIMEWA/Pemkab Purbalingga)

Apabila desain yang dikerjakan tidak terlalu rumit, satu pakaian bisa dikerjakan dalam waktu 1-3 hari.

Saat ini, orderan yang masuk masih dari warga sekitar Purbalingga.

"Dekranasda Lampung juga pernah bekerja sama dengan kami membuat desain baju yang digunakan kegiatan fashion show, baru-baru ini," tambahnya.

Ia mengatakan, untuk mengikuti kontes desainer, biaya operasional yang dibutuhkan sekitar Rp 5 jutaan.

"Alhamdulillah, saya sering dibantu BLK Semarang mengikuti kegiatan kontes desainer," jelasnya.

Dari prestasi yang telah ditoreh, Siswati berharap bisa menjadi desainer nasional yang akan membawa nama harum Purbalingga, seperti Sean Seila yang karyanya bisa tembus ke Paris.

"Saya mengambil genre lebih ke anak muda milenial, kalau dulu masih untuk wanita, sekarang sudah mencoba untuk yang laki-laki," katanya. (*)

Baca juga: Selamat! Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali Terima Gelar Profesor Kehormatan dari Unnes

Baca juga: Polisi Tangkap Selebgram Pemalang, Pelaku Judi Online Internasional

Baca juga: Dua Nelayan Jepara Dilaporkan Hilang, Melaut Sejak 18 Agustus 2022

Baca juga: Ganjar: Masa Depan Generasi Muda Bisa Terancam Pernikahan Dini, Seks Bebas dan Pengaruh NAPZA

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved