Unnes
Gunakan Metode Takakura, Dosen FMIPA Unnes Latih Warga Gunungpati Semarang Buat Kompos
Sejumlah dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang (Unnes) memberikan pelatihan pembuatan kompos.
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Sejumlah dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang (Unnes) memberikan pelatihan pembuatan kompos kepada warga Kelurahan Jatirejo, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Kompos dibuat menggunakan konsep takakura.
Pembuatan kompos dengan takakura dibutuhkan sebagai cara mengurangi dan mengelola limbah rumah tangga di daerah tersebut.
Seperti diketahui, daerah ini merupakan kawasan daerah aliran sungai (DAS) Kreo, sehingga kawasan ini merupakan wilayah penyangga untuk menjaga kualitas dan kuantitas air.
Baca juga: Unnes Buka Lowongan Dosen Non-PNS Fakultas Baru, Berminat? Ini Link Pendaftarannya
Ketua tim dosen FMIPA Unnes, Miranita Khusniati MPd menyampaikan bahwa kegiatan ini difokuskan pada pengelolaan limbah rumah tangga organik.
"Limbah rumah tangga organik di daerah ini produksi hariannya tinggi di setiap rumah tangga," kata Miranita dalam keterangan tertulis, Senin (1/8/2022).
Pelatihan pengolahan limbah ini berlangsung pada hari Rabu (21/7/2022) di Balai Pertemuan Kelurahan Jatirejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.
Kegiatan ini diikuti oleh ibu-ibu PKK kelurahan serta pengurus RT/RW di Kelurahan Jatirejo.
Baca juga: Rektor Unnes Prof Fathur: UKT Dipastikan Tidak Naik Naik, Ini Rinciannya!
Peserta sejumlah 30 orang antusias dalam mengikuti kegiatan baik saat materi maupun praktek.
Terkait pembuatan kompos dengan metode takakura, bila ditilik dari hasil akhirnya, tidaklah jauh berbeda dengan kompos yang biasa ditemukan.
Perbedaannya, kompos takakura dibuat dengan cara Takakura Home Method Composting, sebuah metode pembuatan kompos yang ditujukan untuk mendaurulang sampah dapur.
Salah satu dosen, Andhina Putri Heriyanti, MSi mengungkapkan bahwa metode Takakura dipilih karena metodenya lebih praktis dan tidak menimbulkan bau pada proses pengomposannya.
"Oleh karena itu diharapkan masyarakat akan lebih bersemangat dalam mengaplikasikannya di lingkungan masing-masing," ujarnya.
Baca juga: Prof Martono Menang Pemilihan Rektor Unnes, Unggul Telak dengan Dua Kandidat Lain
Metode kompos takakura pertamakali diperkenalkan di Surabaya pada 2004 oleh seorang Jepang bernama Mr Takakura.
Waktu itu, dia mencoba mencari solusi terhadap penumpukan sampah organik di kota itu.