Viral Banjarnegara
Tak Ada Jembatan, Siswa SD di Duren Pagedongan Banjarnegara Harus Seberangi Sungai untuk Bersekolah
Sejumlah pelajar SD di Dusun Duren, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara, harus menyeberangi Sungai Mondo untuk bersekolah.
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Sejumlah pelajar SD di Dusun Duren, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara, harus menyeberangi Sungai Mondo untuk bersekolah.
Kondisi ini terungkap setelah video seorang kurir harus menyeberangi sungai untuk mengantar paket, viral di media sosial (medsos).
Video tersebut viral setelah diunggah di akun Instagram @Banjarnegaraterkini, baru-baru ini.
Dalam video itu, tampak kurir menunjukkan paket yang akan diantarkan.
Selain itu, terdapat seorang ibu menggendong anak kecil yang menyeberangi sungai yang sama.
"Nyuwun sewu lur, wingi aku kirim paket isih ono sing kaya nang video, lur, kondisine. Trenyuh lur pan nyebrang mangkat mulih ra ana jembatane," demikian keterangan dalam video.
Kalimat dalam bahasa Jawa itu artinya kurang lebih "Permisi, lur, kemarin, saya kirim paket masih ada yang seperti di video kondisinya. Terenyuh, mau menyeberang berangkat dan pulang tidak ada jembatan".
Baca juga: Suhu Capai -1 Derajat Celcius, Kawasan Candi Arjuna Dieng Banjarnegara Kembali Berselimut Embun Es
Baca juga: Budhi Sarwono Kembali Jadi Tersangka Korupsi di Banjarnegara, Anggota DPR Lasmi Indaryani Diperiksa
Kondisi ini dibenarkan warga Dusun Duren. Sungai Mondo menjadi pemisah Dusun Punggung, Desa Duren, dengan Desa Lebakwangi, Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara.
Salah satu warga Dusun Punggung, Samin mengatakan, setiap hari, anaknya menyeberangi Sungai Mondo untuk bersekolah dan mengaji di desa tetangga.
"Anak-anak, kalau ngaji dan sekolah, di Lebakwangi. Namun, kalau hujan dan banjir, terpaksa tidak berangkat," kata Samin, Selasa (19/7/2022), dikutip dari Kompas.com.
Eni, warga lain Dusun Punggung, mengatakan, apabila banjir, kedalaman sungai tersebut bisa mencapai 2-3 meter.
Namun, Eni mengatakan, anak-anak setempat tetap memilih bersekolah di desa tetangga karena jaraknya paling dekat dengan rumah.
"Sebenarnya takut tapi anak saya harus sekolah. Kalau warga sini, dari dulu, sekolahnya memang di SDN 3 Lebakwangi," kata Eni.
Eni mengungkapkan, sebenarnya, ada SD lain yang bisa dijangkau tanpa harus menyeberangi sungai. Namun, lokasinya dinilai terlalu jauh.
"Ada SD lain tapi jauh, jalan kaki bisa satu jam. Kalau di SDN 3 Lebakwangi, lebih dekat, tidak sampai setengah jam," ujar Eni.
Baca juga: Instruksi Ganjar ke Pj Bupati Banjarnegara Tri Harso Widirahmanto: Sebar Nomor WA ke Masyarakat!
Baca juga: Warga Lihat Kawanan Diduga Harimau Masuk Perkebunan di Sawangan Banjarnegara, BKSDA Turun Tangan