Berita Solo

Ibu Prajurit TNI Solo Tuntut Keadilan. Anaknya Tewas saat Tugas di Papua, Diduga Dianiaya Dua Senior

Sri Rejeki (50), warga Solo, mencari keadilan atas kematian putranya, Sertu Marctyan Bayu Pratama.

Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: rika irawati
Tribunbanyumas/Muhammad Sholekan
Sri Rejeki (kiri) bersama kuasa hukumnya, Asri Purwanti (tengah), menunjukan surat permohonan menuntut keadilan terkait kasus tewasnya putra kandungnya, Sertu Marctyan Bayu Pratama, yang diduga tewas dianiaya dua oknum senior di Papua, Kamis (2/6/2022). 

Menurut seorang petugas kepala kantor hukum, tempat oknum ini bertugas, mereka dalam pengawasan.

"Padahal, anak saya diperlakukan oknum ini secara sadis hingga meninggal dunia," jelasnya.

Disinggung dugaan motif penganiayaan, Sri tak mengetahui secara jelas.

Namun, sepengetahuannya, anaknya memiliki utang Rp 100 juta terhadap sesama prajurit. Namun, sudah diselesaikan dan dikuatkan dengan bukti transfer.

"Namun, apakah itu yang jadi pokok permasalahan, saya juga tidak tahu persis," imbuh Sri.

Sementara itu, kuasa hukum Sri Rejeki, Asri Purwanti mengatakan, terkait masalah ini, pihaknya telah berkoordinasi dengan Komnas HAM pada 19 Mei 2022 lalu.

Selain itu, dia juga telah berkirim surat kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman.

Asri menuturkan, ada beberapa permohonan yang disampaikan, yakni pemecatan kedua oknum pelaku penganiayaan, dari dinas militer.

Baca juga: Asrama Haji Donohudan Boyolali Siap Sambut Calon Jemaah, Bagaimana dengan Status RS Darurat Covid?

Baca juga: Beli Solar dan Pertalite Bakal Gunakan Aplikasi MyPertamina, Aturan Teknis Masih Digodok

Baca juga: Terseret Arus Saluran Irigasi saat Mandi Ramai-ramai, Santri di Kebumen Ditemukan Tewas

Baca juga: Pentas Ksatria Singadipa di Kota Lama Banyumas Pukau Penonton, Ceritakan Singadipa Melawan Penjajah

Alasannya, apa yang dilakukan kedua oknum tersebut bersifat sadistis dan membahayakan tata kehidupan militer.

Asri menjelaskan, oknum tersebut masih bebas, tidak ditahan. Ini jelas berbeda perlakuannya terhadap korban yang hanya berpangkat sertu.

Dia meyakini, kekerasan yang diterima Bayu berlangsung lama. Pasalnya, dalam beberapa kali komunikasi dengan sang ibu, Bayu menyatakan ingin menyudahi bertugas.

"Kami mohon keadilan terkait kasus ini," ujar Asri.

Hingga saat ini, lanjut Asri, belum ada kejelasan terkait kasus tersebut. Bahkan, tak ada juga itikat baik dari oknum kepada keluarga Bayu.

"Apalagi, korban ini juga memiliki istri dan anak. Bagaimana masa depan mereka? Kami mohon keadilan yang seadil-adilnya," pinta Asri.

Hingga berita ini ditulis, belum ada konfirmasi dari pihak yang dimohonkan atas kasus tersebut. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved