Berita Blora
Batik Motif Corona Karya Difabel Blora, Laris Manis Kala Pandemi Covid-19
Beragam motif diciptakannya dari mulai dengan motif difabel, carangan atau daun jati, bunga, ungker, dan lain-lain hingga motif terbaru yakni corona.
TRIBUNBANYUMAS.COM, BLORA – Keterbatasan tidak menjadikan difabel Blora terbelenggu, justru menjadi pelecut semangat untuk terus berkarya.
Difabel Blora Mustika (DBM) yang merupakan perkumpulan disabilitas di Blora mampu melawan keterbatasan mereka dengan menciptakan karya batik asli Blora.
Kabupaten Blora patut bangga dengan khasanah karya asli dari putra daerah, khususnya batik.
Beragam motif diciptakannya dari mulai dengan motif difabel, carangan atau daun jati, bunga, ungker, dan lain-lain hingga motif terbaru yakni motif corona.
Baca juga: Raih Medali di SEA Games 2022, Dua Atlet Angkat Besi dari Blora Dapat Bonus Rp 65 Juta dari Pemkab
Motif corona terinspirasi adanya wabah Covid-19 yang melanda seluruh dunia.
Virus ganas ini justru membawa berkah bagi penyandang disabilitas yang tergabung dalam DBM ini.
Bentuk ilustrasi virus corona yang lalu lalang muncul di patron digital ini menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi tinggi bagi anggota DBM.
Wakil Ketua DBM, Kandar menjelaskan bagaimana cara membuat batik corona yang menjadi andalannya tersebut.
"Awalnya siapkan kain putih ukuran 1,5 x 2 meter, kemudian dicap motif corona," ucapnya Selasa (24/5/2022).
Dikatakannya, lantaran ada pesanan cap corona dan terinspirasi corono, maka dirinya membuat motif tersebut.
"Alhamdulillah banyak yang tertarik.
Sampai sekarang banyak yang pesan motif corona ini," ujarnya.
Kandar menerangkan, untuk cap yang masih bocor atu kurang nyatu, masih perlu dicanting agar menyatu.
"Bertujuan agara warna lain tidak masuk.
Nembok istilahnya," terangnya.
Baca juga: Top! Anak Petani asal Blora Jadi Wisudawati Terbaik IAIN Kudus, Ingin Jadi Politisi Muda
Setelah tahapan cap selesai, lanjut Kandar, baru diwarnai dengan didahulukan motif coronannya terlebih dahulu.
"Setelah selesai warna corona, baru blok warna dasar sesuai permintaan," ucapnya.
Dijelaskannya, setelah semua selesai, kemudian dibiarkan kering, baru kemudian dikunci.
"Ini menggunakan water glass bukan air.
Supaya tidak luntur.
Kemudian didiamkan satu malam.
Setelah itu direbus atau nglorot, malemnya biar turun," jelasnya.
Kandar mengungkapkan untuk pembuatan batik corona hari ini merupakan pesanan dari Pondok Pesantren di Jepara.
Terkait harga, dirinya membanderol Rp 150 ribu persatu item atau produk.
Namun jika pesanan dari luar Blora, pemesan harus menambah biaya ongkos kirim.
"Omset justru malah laku banyak saat pandemi untuk motif ini," ungkapnya.
"Untuk pemasaran secara nasional melalui online bahkan luar negeri ada pesanan kita layani.
Pernah pesanan dari Malaysia," lanjutnya.
Baca juga: Soal Dugaan Korupsi Rp 3 M yang Dilakukan Pasangan Polisi di Blora, Kapolres Enggan Berkomentar
Pihaknya berharap ke depan dapat pesanan lebih banyak lagi.
"Bisa dari dalam, luar kota, ataupun kantor-kantor, ini agar teman-teman juga memiliki penghasilan," harapnya.
"Alhamdulillah sekarang banyak CSR yang sudah tahu kualitasnya DBM karena juga sudah banyak CSR yang ngambil di sini.
Memberikan bantuan sedikit, seperti kemarin dapat bantuan dari perhutani," imbuhnya.
Karya Batik DBM ini juga sudah mendarat di istana Kepresidenan dan langsung bertemu dengan orang nomor satu dan dua di Indonesia yakni Joko Widodo dan KH Maruf Amin.
"Alhamdulillah sampai istana juga beberapa waktu lalu.
Respon Presiden yakni dengan keterbatasan mampu berkarya secara mandiri.
Setelah di istana kita akhirnya diundang di acara salah satu TV Deddy Corbuzier," ungkapnya.
Baca juga: Investasi Online Rp 3 Miliar Pakai Dana Polres Blora, Polisi Pasangan Suami Istri Ditahan
Sementara itu, Ketua Difabel Blora Mustika (DBM), Abdul Ghofur menuturkan, ada andalan batik DBM yng paling ramai.
"Yakni carangan atau daun jati dengan motif difabel.
Keduanya ini imbang antar daun jati dengan difabel," ungkapnya.
Menurutnya, motif difabel ini unik.
Ia pun menerangkan filosofi motif difabel andalannya tersebut.
"Filosofinya, disabilitas membutuhkan payung hukum.
Perda kan sekarang sudah punya," ucapnya.
Baca juga: Isu Pernikahan Dini Kembali Muncul saat Ganjar Pimpin Musrenbang di Blora
Dikatakannya, dari gambar orang pakai kursi roda dengan di depannya ada tangga, bahwa ini menunjukkan para difabel penuh dengan hambatan dan tantangan.
"Kemudian ada bintang dan bulan itu menunjukkan orang-orang difabel juga memiliki mimpi dan memiliki cita-cita dan harapan yang tinggi," paparnya.
"Ada simbol segitiga yang menunjukkan hablumminallah (hubungan dengan Tuhan) dan hablumminannas (hubungan dengan manusia).
Ada lambang berbentuk love menunjukkan yang dicintai sesama makhluk," imbuhnya. (*)