Ramadan 2022
Ramadan Banyak Makanan dan Minuman Beredar, Ini Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Masyarakat
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Semarang mengimbau masyarakat untuk lebih memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, TEGAL - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Semarang mengimbau masyarakat untuk lebih memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Terutama menjelang bulan Ramadan.
Saat Ramadan, biasanya akan ada banyak makanan dan minuman yang beredar di masyarakat, baik siap saji maupun kemasan.
Baca juga: Jarang yang Tahu! Watak Orang Tegal Diibaratkan Banteng Loreng Binoncengan, Apa Penjelasannya?
Kepala Balai Besar POM Semarang, Sandra M P Linthin mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan masyarakat saat membeli makanan dan minuman.
Pertama adalah perhatikan kemasan produk.
Pastikan kemasan masih bagus, masih utuh, tidak penyok, dan tidak kembung.
"Jangan tergoda adanya diskon tanpa memperhatikan kemasannya, harus masih bagus dan utuh," kata Sandra.
Baca juga: Cerita Siti Inggil, Situs Ratu Kalinyamat di Desa Kriyan Jepara
Sandra mengatakan, hal kedua yang harus diperhatikan yakni tanggal dan waktu kedaluwarsa.
Ia pun mengingatkan agar kehati-hatian itu juga diperhatikan masyarakat pedesaan.
Karena saat ini, tidak sedikit pemasaran atau penjualan produk yang langsung mendatangi masyarakat di desa-desa.
Ketiga, menurutnya, pastikan makanan itu memiliki izin edar dari Balai Besar POM ataupun PIRT.
"Jika izin edar dari Balai Besar POM diikuti 12 digit angka, sedangkan PIRT diikuti 15 digit angka," bebernya.
Baca juga: Peken Banyumas Kedua Sukses Digelar. Upaya Menghidupkan Kota Lama Banyumas Ini Akan Digelar Rutin
Sandra juga memberikan tips memilih takjil yang tidak mengandung bahan berbahaya.
Ia menyarankan, agar masyarakat menghindari makanan yang memiliki warna merah muda pekat.
Karena biasanya makanan berwarna merah muda yang pekat berasal dari bahan kimia rodamin atau pewarna tekstil.
"Dampaknya memang tidak langsung terlihat.
Biasanya tiga sampai lima tahun ke depan akan mengganggu kesehatan.
Karena itu kami selalu mengedukasi dan mengusahakan agar upaya preventif ini diutamakan," ungkapnya.(*)