Berita Tegal
Jarang yang Tahu! Watak Orang Tegal Diibaratkan Banteng Loreng Binoncengan, Apa Penjelasannya?
Falsafah lokal warisan nenek moyang itu mengandung makna bahwa watak orang Tegal itu berani dan kritis.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: mamdukh adi priyanto

TRIBUNBANYUMAS.COM, TEGAL - Ada falsafah kuno menarik yang menggambarkan watak orang Tegal.
Watak wong Tegal diibaratkan Banteng Loreng Binoncengan.
Falsafah lokal warisan nenek moyang itu mengandung makna bahwa watak orang Tegal itu berani dan kritis.
Baca juga: Cerita Siti Inggil, Situs Ratu Kalinyamat di Desa Kriyan Jepara
Banteng artinya gagah berani, sedangkan loreng artinya agak kasar.
Sejarawan Pantura, Wijanarto mengatakan, masyarakat Tegal itu disimbolkan dengan Banteng Loreng Binoncengan.
Orangnya digambarkan dengan sosok yang kritis dan berani melawan.
"Masyarakat Tegal itu kritis.
Dan itu disimbolkan dengan Banteng Loreng Binoncengan," kata Wijanarto, kepada Tribun baru-baru ini.
Baca juga: Jalabia Jajanan Khas Tegal yang Memiliki Rasa Manis dan Gurih, Sudah Jarang Ditemui
Meskipun kritis dan berani, tetapi banteng tersebut sebenarnya bisa dikendalikan oleh siapapun.
Asalkan yang menuntun dan menunggangi adalah orang yang lemah lembut, ramah, serta tidak mempunyai maksud buruk.
Dalam sumber lain, lanjut Wijanarto, falsafah Banteng Loreng Binoncengan kisahnya diceritakan bersama seorang anak laki-laki yang merupakan penggembala.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Jalingkut Brebes-Tegal: Tabrak Lari, Pengendara Honda PCX Tewas
Anak laki-laki itu menjaga bantengnya dengan penuh kasih sayang.
Suatu ketika anak tersebut dalam bahaya.
Dia hendak diterkam harimau.
Tetapi kemudian, dia dilindungi dan diselamatkan oleh banteng yang telah dirawat.