Berita Cilacap
32,8 Ribu Ton Gandum asal Australia Masuk Lewat Pelabuhan Cilacap, Langsung Dicek Petugas Karantina
Sebanyak 32,8 ribu ton gandum asal Australia tiba melalui Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Sebanyak 32,8 ribu ton gandum asal Australia tiba melalui Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap.
Namun, ribuan ton gandum ini tak bisa langsung masuk Cilacap namun harus melalui pemeriksaan pejabat Karantina Pertanian, Selasa (22/3/2022).
Petugas dari Karantina Pertanian ingin memastikan, gandum impor tersebut steril dari hama Sitophilus granarius.
Kepala Karantina Pertanian Cilacap Dwi Astuti mengatakan, ini merupakan syarat wajib bagi gandum asal Australia bisa masuk ke wilayah Indonesia.
"Pemeriksaan kami lakukan dengan mengambil sampel gandum di berbagai titik," ujar Dwi Astuti melalui keterangan tertulis yang diterima, Rabu (23/3/2022).
Baca juga: Tak Sadari Kedatangan Kereta, Kakek di Cilacap Tewas Tertabrak KA Serayu Pagi saat Istirahat di Rel
Baca juga: Cipari Jadi Kecamatan dengan Kasus Stunting Tertinggi di Cilacap, Apa Penyebabnya?
Baca juga: Update Banjir Cilacap: Sudah Sepekan, Delapan Desa di Kecamatan Nusawungu Masih Terendam Banjir
Menurut Dwi, sebagai bahan baku pangan, gandum impor ini kemudian akan diolah menjadi tepung, kemudian dipasarkan menjadi bahan pangan olah lain.
Menurut data lalu lintas komoditas di wilayah kerjanya, sepanjang tahun 2021, Dwi mengatakan, ada 610,4 ribu ton gandum yang telah diperiksa pejabat Karantina Pertanian Cilacap.
Ia menyebutkan, selama Januari dan Februari Tahun 2022, pemasukan gandum sebanyak 129,1 ribu ton.
Sementara, Petugas Karantina Tumbuhan Mujiyanto menambahkan, pemeriksaan gandum impor dilakukan di atas palka kapal MV Sea Libra.
Selain memastikan gandum tersebut steril dari hama, pemeriksaan fisik dilakukan untuk memastikan kebenaran jenis, jumlah, dan kesehatan biji gandum.
"Sitophilus granarius merupakan hama gudang yang menjadi salah satu organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK), target yang kami periksa," kata Mujiyanto.
Ia menerangkan, hama ini merupakan salah satu hama bahan simpan serealia yang dapat mengakibatkan rusaknya bahan simpan. Hama ini dapat membuat tepung menggumpal.
Mujiyanto mengatakan, sesuai Permentan 25 Tahun 2020 tentang Jenis OPTK, Sitophilus granarius masuk dalam kategori A1 golongan 2, yakni apabila ditemukan dapat diberikan perlakuan membasmi.
Gandum merupakan salah satu tanaman pangan yang tinggi karbohidrat dan serat.
Tidak hanya itu, produk samping gandum berupa dedak dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan.
Walaupun bukan makanan pokok namun dengan adanya kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap pangan berbahan tepung maka kebutuhan pasokan terhadap gandum cukup tinggi.
Saat ini, Australia dan Ukraina menjadi salah satu negara pemasok.
Baca juga: Astra Motor Yogyakarta & Komunitas Honda CBR Series Gelar Nonton Bareng MotoGP dan Sosialisasi HCID
Baca juga: Bupati Banyumas Tebar 22.500 Ikan Nila di Taman Mas Kemambang, Destinasi Baru Wisata Kota Purwokerto
Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Pagi Ini, Rabu 23 Maret 2022: Rp 1.029.000 Per Gram
Baca juga: Banjir Banyumas Mulai Surut, Kegiatan Sekolah Sudah Mulai Berjalan
Di tempat terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Bambang mengatakan, ia dan jajarannya melakukan tugas mencegah masuk dan tersebarnya OPTK pada lalu lintas komoditas pertanian.
Pencegahan dilakukan di seluruh tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan.
Hal ini bertujuan agar komoditas pertanian yang dilalulintaskan bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK).
Sehingga, kelestarian sumber daya alam hayati tetap terjaga.
"Mengimpor komoditas pertanian melalui mekanisme perdagangan internasional adalah suatu hal yang umum bagi negara-negara di dunia."
"Melalui sinergi dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat, kami siap memastikan komoditas pertanian yang dilalulintaskan bebas dari OPTK," imbuhnya. (Tribunbanyumas/jti)