Banjir Banyumas

Korban Banjir Desa Kuntili Banyumas Mulai Mengeluh Gatal dan Pusing, Petugas Puskesmas Turun Tangan

Warga terdampak banjir di Desa Kuntili, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, mulai mengeluhkan gatal dan pusing di tengah banjir.

Penulis: Imah Masitoh | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/IMAH MASITOH
Warga menerobos banjir yang menerjang Desa Kuntili, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jumat (18/3/2022). Banjir ini merupakan banjir susulan akibat luapan Sungai Sengon. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Warga terdampak banjir di Desa Kuntili, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, mulai mengeluhkan gatal dan pusing di tengah banjir yang melanda wilayah tersebut.

Jumat (18/3/2022) dini hari, wilayah ini kembali tergenang banjir setelah Kamis (17/3/2022), hujan deras mengguyur kawasan ini.

Kepala Desa Kuntili Salamun mengatakan, banjir susulan menimpa Dusun 4. Banjir ini dipicu luapan Sungai Sengon.

Total, ada 128 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir dengan jumlah jiwa sekitar 579 jiwa.

"Banjir sudah dari hari Selasa (15/3/2022). Kemarin (Rabu, Red), sudah surut. Cuma, tadi malam hujan lagi jadi air naik lagi," jelas Salamun, saat ditemui di lokasi banjir, Jumat.

Baca juga: 995 Hektare Sawah di Banyumas Kebanjiran, Kerugian Petani Diperkirakan Capai Rp 20,4 Miliar

Baca juga: Banjir Kembali Genangi Gebangsari Banyumas, Warga: Semalam Hujan Lagi, Tanggul Belum Sempat Ditambal

Baca juga: Ratusan Pedagang Pasar Ajibarang Datangi DPRD Banyumas, Minta Penataan Pasar Segera Dilakukan

Baca juga: Tidak Kuat Menanjak, Mobil Innova Tercemplung Sungai di Cilongok Banyumas

Menurutnya, banjir susulan kali ini setinggi lutut orang dewasa.

Meski begitu, warga belum mau dievakuasi ke tempat pengungsian karena alasan menjaga harta benda di rumah.

Menurut Salamun, sejak Rabu (16/3/2022), pihaknya telah mendirikan dapur umum untuk menyuplai kebutuhan makanan bagi warga.

Dapur umum yang didirikan di rumah Salamun ini dikelola PKK desa setempat, dibantu warga.

Sementara, di tengah kondisi banjir, Kamis malam, seorang warga di Kuntili yang telah lanjut usia, meninggal dunia.

Meski begitu, dia memastikan, warga tersebut meninggal bukan karena banjir tetapi berusia lanjut dan dalam kondisi sakit sejak beberapa hari terakhir.

Pihak keluarga pun telah melakukan pemakaman di tempat pemakaman umum (TPU) yang tak tergenang banjir.

"Kejadian semalam, ada warga yang meninggal dunia karena sakit dan rumah juga terendam banjir."

"Korban dievakuasi ke tempat yang tidak terendam banjir hingga dimakamkan di pemakaman yang tidak terendam banjir," ungkap Salamun.

Bantuan dari Puskesmas

Terkait kondisi kesehatan warga, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dibantu Puskesmas Sumpiuh 1 mengadakan pengobatan gratis bagi koran banjir Kuntili, Jumat.

Total, ada 60 warga yang mengeluhkan sakit. Kebanyakan warga mengeluh sakit gatal-gatal dan pusing.

"Ada pengobatan gratis, tadi, dari pukul 08.00 WIB sampai 12.30 WIB," imbuh Salamun.

Tak hanya itu, pihak puskesmas juga memberi bantuan evakuasi ke tempat lebih aman kepada warga lansia dan ibu hamil.

Baca juga: Jual Obat Psikotropika Tanpa Resep Dokter, Pemuda asal Bobotsari Purbalingga Diamankan Polisi

Baca juga: Anggota TNI Babak Belur Dihajar Preman di Depan Terminal Mangkang Gara-gara Tolak Tawaran Jasa Taksi

Baca juga: Sambut Ramadan, DKD Demak Gelar Umbul Dungo Apeman Rakyat. Ratusan Apem Dibagikan ke Warga

Baca juga: Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Bawah Tol Semarang Banyumanik: Seorang Nakes, Bunuh Ibu dan Anak

Pihak puskesmas juga memberikan bantuan makanan untuk ibu hamil, guna memastikan mereka memperoleh gizi yang baik selama banjir melanda.

"Pihak Puskesmas menawarkan untuk dilakukan evakuasi kepada ibu hamil, bila berkenan. Apabila nanti banjir bertambah besar, diimbau untuk cepat menghubungi puskesmas guna dilakukan evakuasi ke tempat yang aman," jelas Jeminah, bidan pembina di wilayah Kuntili.

Banjir di Desa Kuntili kali ini, menurut warga, terbesar sejak sejak tahun 1982. Tahun-tahun sebelumnya, banjir tidak separah ini.

Selain permukiman warga, banjir juga menggenangi 80 hektare sawah di wilayah tersebut. Akibatnya, petani gagal panen. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved