Berita Demak
Sambut Ramadan, DKD Demak Gelar Umbul Dungo Apeman Rakyat. Ratusan Apem Dibagikan ke Warga
Menyambut Ramadan, Dewan Kesenian Daerah (DKD) Demak menyelenggarakan tradisi budaya bertajuk Umbul Dungo Apeman Rakyat, Kamis (17/3/2022) malam.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, DEMAK - Dewan Kesenian Daerah (DKD) Demak menyelenggarakan tradisi budaya bertajuk "Umbul Dungo Apeman Rakyat" di sebuah rumah warga di Kelurahan Mangunjiwan, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Kamis (17/3/2022) malam.
Dalam acara itu, penyelenggara membagikan ratusan apem kepada warga yang hadir.
Acara ini dikemas dalam bentuk kirab, tarian, serta doa.
Dalam kirab, peserta mengarak gunungan kecil yang disusun dari apem. Gunungan apem ini dikirab menuju beranda rumah, diiringi lantunan tembang Jawa dan gamelan.
Sesampai di beranda, gunungan apem diletakkan di tengah beranda. Lima penari, yakni seorang pria dan empat wanita, melanjutkan prosesi kirab dengan tarian Umbul Dungo.
Para penari yang memakai jarik mengelilingi gunungan apem itu, sembari menari sesuai iringan tembang.
Prosesi diakhiri dengan doa bersama.
Ketua DKD Demak Nur Wakhid atau yang kerap disapa Cak One, menjelaskan, kegiatan itu memiliki dua makna, yakni memohon ampunan kepada Tuhan dan melestarikan budaya tradisional turun-temurun.
"Kami kasih tema Umbul Dungo Apeman dengan tujuan memanjatkan doa. Karena kita, selaku rakyat biasa dan para seniman, memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya diberi keselamatan, ampunan dari segala dosa-dosa masa lalu, kekuatan, kesehatan, dan rezeki yang melimpah," ujar Cak One seusai acara.
Baca juga: Air Rob Tak Lagi Masuk ke Rumah Mbah Samroh di Bonang Demak: Terimakasih Pak Ganjar!
Baca juga: Petani di Demak Gagal Panen akibat Sawah Tergenang Air, Diduga Dampak Proyek Tol Semarang-Demak
Baca juga: SMP Negeri 2 Demak Kembali Terapkan PJJ, Lima Siswanya Positif Covid
Baca juga: Merasa Belum Terima Ganti Rugi, Ahli Waris Lahan Terdampak Tol Semarang-Demak Blokade Jalan Proyek
Tentang keterkaitannya dengan kue apem, ia menerangkan, apem merupakan simbol permintaan maaf atau permohonan ampunan.
"Kata apem sendiri berasal dari afwan. Jadi, kita minta ampunan kepada Tuhan Yang Maha Esa," imbuhnya.
Cak One juga menjelaskan alasannya mengombinasikan tradisi apeman dengan tarian Jawa.
"Tradisi ini juga merupakan sebuah sarana melestarikan kebudayaan yang ada di Demak. Karena ini adalah hal yang baik, yang tidak bertentangan dengan agama, maka kami minta masyarakat menghormati dan ikut melestarikan tradisi ini," imbuhnya.
Menurut Cak One, acara tersebut digelar dalam rangka menyambut Ramadan serta bertepatan dengan Nisfu Syaban yang jatuh pada hari kegiatan tersebut digelar.
Cak One mengatakan bahwa selain momentum kebudayaan, kegiatan itu juga sebagai momentum keagamaan.