Berita Cilacap

Pedagang dan Pemilik Perahu Mengeluh, Teluk Penyu Cilacap Sepi Pengunjung Imbas Status Level 2 PPKM

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kabupaten Cilacap naik menjadi Level 2.

TRIBUNBANYUMAS/PINGKY SETIYO ANGGRAENI
Suasana di Pantai Teluk Penyu Cilacap yang sepi pengunjung, Rabu (9/2/2022). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kabupaten Cilacap naik menjadi Level 2.

Kondisi ini berdampak pada kunjungan tempat wisata, di antaranya, Taman Hiburan Rakyat (THR) Teluk Penyu Cilacap.

Sepinya THR Teluk Penyuk Cilacap mulai dirasakan pedagang makanan di tempat wisata tersebut. Satu di antaranya, diungkapkan Tohari.

"Saya baru tahu kalau mau ada PPKM lagi. Pantas saja, dari pagi, pengunjungnya sedikit. Saya mbatin, kok jarang gitu yang ke sini, biasanya pagi-pagi di sini sudah ramai," ungkap Tohari saat ditemui di THR Teluk Penyu Cilacap, Rabu (9/2/2022).

Baca juga: Muncul Klaster Penularan Covid di Cilacap, Mulai Keluarga TKI dari Korsel hingga Olahraga Bersama

Baca juga: Progres Tol Cilacap-Jogja, Konsultasi Publik dengan Warga Sumpiuh Banyumas

Baca juga: Taryono Warga Cilacap Nekat Ceburkan Diri ke Laut, Hal ini Diduga Jadi Penyebabnya

Baca juga: Bupati Tatto Luncurkan Aplikasi Elsimil, Usaha Pemkab Cilacap Cegah Stunting

Tohari mengatakan, PPKM akan mempengaruhi kunjungan wisatawan yang tentu berdampak pada pendapatannya.

"Perbedaannya jelas dari pendapatan, pendapatan warung turun drastis. Biasanya pendapatan bersih satu hari berkisar Rp 150.000-Rp 200.000, kemarin saat PPKM, paling cuma dapat Rp 30.000-Rp 70.000 sehari.

"Ya, itu karena sepi banget, sunyi, jarang ada orang yang main," kata Tohari, Rabu (9/2/2022).

Senada disampaikan Gendon (50), tukang ojek perahu di THR Teluk Penyu.

Gendon merasakan jumlah pengunjung THR Teluk Penyu menurun. Gendon yang menyediakan jasa penyeberangan menuju Pulau Nusakambangan pun harus kehilangan banyak pengguna perahu.

"Sepi banget, dari pagi ini, baru menyeberang sekali, dua orang, masing-masing membayar Rp 30.000 untuk pulang pergi. Ya, cuma (cukup) buat bensin," ungkapnya, Rabu.

Hal serupa juga dirasakan Turiman (54), warga Desa Kebonjati, yang bekerja sebagai tukang parkir di kawasan THR Teluk Penyu.

Baca juga: Dipuji Bupati Banyumas. Slamet Subekti Sudah Berdonor Darah 120 Kali sejak Tahun 1992

Baca juga: Apes! Asyik Judi Sabung Ayam, 8 Warga Purbalingga dan Banjarnegara Ditangkap Polisi

Baca juga: Tak Terpengaruh Banjir dan Longsor, Tempat Wisata di Dieng Banjarnegara Tetap Buka

Baca juga: Longsor Menimpa Rumah Warga Gumelar Banyumas, 2 Kamar dan Dapur Rusak Tertutup Tanah

Sebelumnya, Turiman mengaku mengetahui status level PPKM Cilacap dari berita televisi.

Turiman mengungkapkan, kenaikan status PPKM membuat jumlah pendapatan yang ia dapatkan menurun.

"Sudah tahu kalau mau ada PPKM. Ya, ternyata benar, hari ini saja baru memarkirkan lima motor sama satu mobil," ungkap Turiman.

Turiman berharap, wabah Covid-19 di Cilacap segera berakhir sehingga kehidupan bisa kembali berjalan normal.

"Ya, berharap, cepat selesai kasus corona ini, jangan sampai berlarut-larut. Khususnya di sini, biar bisa normal lagi," harapnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved